Artikel Halaman 12, Lampung Post Rabu 18-08-2021
RAPBN; Defisit 4,85%, Tumbuh 5--5,5%!
H. Bambang Eka Wijaya
SENIN 16 Agustus 2021 Presiden Joko Widodo menyampaikan RAPBN 2022 di DPR, intinya pada rancangan itu ditetapkan anggaran defisit 4,85%, untuk pertumbuhan ekonomi 5 -- 5,5%. Artinya, kalau capaian tidak meleset ada benefit 0,15% -- 0,65%.
Tampak RAPBN 2022 itu cukup realitis. Belajar dari APBN 2020 yang menurut BPS pertumbuhan ekonominya terkontraksi 2,07%, APBN 2020 menurut Menteti Keuangan Sri Mulyani defisit Rp956,3 triliun, lebih kecil dari target Perpres 72/2020 sebesar Rp1.039,2 triliun. Perpres 72/2020 menetapkan defisit APBN 6,34% dari PDB, naik dari 5,07% dalam Perpres 54/2020.
Jadi APBN 2020 defisit sekitar 6% dan tumbuh minus 2,07%. "Benefit" minus 8%.
Sedangkan untuk 2021 belum jelas berapa realisasi defisit APBN. Memang pada kuartal II-2021 ekonomi Indonesis tumbuh 7,07%, tapi kuartal I-2021 terkontraksi 0,74%.
Apalagi pertumbihan 7,07% itu by design. Maksudnya, pertumbuhan itu diciptakan lewat budget engineering dengan menggelontorkan dana yang ditarik dari defisit anggaran untuk THR, Gaji bulan ke-13, dan berbagai Bansos saat Ramadan dan Idul Fitri. Tujuannya, meningkatkan konsumsi rumah tanggs hingga 57% dari PDB. Dengan konsumsi rumah tangga tinggi itu, terjadilah pertumbuhan spektakular.
Namun, beraoa besar defisit APBN untuk itu, baru ketahuan nanti di akhir tahun. Dengan tidak adanya Ramadan dan Idul Fitri pada kuartal III-2021, enginering yang sama tak bisa dilakukan. Sedang kusrtal IV-2021, terbuka pada Natal dan Tahun Baru
.Dengan bandingan APBN tahun-tahun sebelumnya, terlihat betapa bijaksana pemerintah menonjolkan sikap realistis dalam RAPBN 2022.
Secara keseluruhan, RAPBN 2022 sebesar Rp2.708,7 triliun.
"Itu meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.938,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp770,4 triliun," ujar Presiden Jokowi dalam Pidato Kepresidenan Penyampaian RUU RAPBN 2022 dan Nota Keuangan, Senin.
Ia merinci, anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp255,3 triliun atau 9,3% dari belanja negara.
Anggaran itu untuk melanjutkan penanganan pandemi, reformasi sistem kesehatan, percepatan penurunan stunting, serta kesinambungan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sementara anggaran perlinfungan sosial sepanjang 2022 dialokasikan sebesar Rp427,5 triliun. Penggunasn dana itu untuk mekmbantu masyarakat miskin dan rentan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, yang dalam jangka panjang diharapkan akan mampu nemotong rantai kemiskinan. ***
0 komentar:
Posting Komentar