Artikel Halaman 12, Lampung Post Senin 30-08-2021
Madagaskar Kelaparan Akibat Iklim!
H. Bambang Eka Wijaya
PERTAMA dalam sejarah manusia, bencana kelaparan akibat perubahan iklim terjadi di Madagaskar yang mengalami kekeringan empat tahun tidak turun hujan.
Dilansir dari BBC (25/8/2021), Shelley Thakral dari Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan ini adalah kondisi seperti kelaparan disebabkan oleh iklim, bukan konflik.
Diungkapkan oleh PBB, empat tahun tanpa hujan menyebabkan sekitar 30.000 orang kini mengalami bencana kelaparan dan ketidakamanan pangan di level tertinggi, yakni level lima.
Jumlah korban tersebut juga diperkirakan segera meningkat drastis ketika Madagaskar memasuki musim paceklik yang kerap terjadi sebelum masa panen.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Orang-orang ini tidak melakukan apa pun yang menyebabkan perubahan iklim. Mereka tidak menggunakan bahan bakar fosil, tetapi mereka harus menanggung dampak dari perubahan iklim," kata Thakral dikutip Sains.Kompas.com, dari BBC, Kamis (26/8/2021).
Bencana ini merupakan bukti nyata perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya. Padahal, awal bulan ini PBB baru saja mengeluarkan laporan perubahan iklim yang menjadi peringatan "kode merah bagi kemanusiaan".
Dilansir dari Time (20/7/2021) sepanjang sejarah bencana kelaparan hanya disebabkan oleh kegagalan panen, bencana alam, invasi hama, dan konflik antar-manusia.
Namin Madagaskar sama sekali tidak mengalami masalah-masalah di atas. Sebelumnya negara tersebut sedang mengalami kekeringan terburuknya dalam empat dekade terakhir yang disebabkan oleh perubahan iklim.
WFP pun memperkirakan akan adanya 1,14 juta warga Madagaskar yang mengalami ketidakamanan pangan, dan 400.000 orang yang mengalamai bencana kelaparan. Rasa lapar bahkan memaksa warga untuk memakan kaktus mentah, daun dan belalang.
Kabar buruknya, bencana kelaparan akibat perubahan iklim tidak akan menjadi yang terakhir.
Landry Ninteretse, direktur advokasi iklim Afrika untuk organisasi 350.org, mengatakan, beberapa tahun tetakhir kita telah melihat bencana iklim menghantam satu negara ke negara lainnya.
"Jika sebelumnya (yang dihantam) adalah wilayah Tanduk Afriks, dan kini Madagaskar, besok siklusnya akan terus berlanjut, mungkin ke bagian utara Afrika-Sahars atau ke barat. Dan sayangnya, ini kemungkinan akan terus terjadi karena perubahan iklim,' ujar Landry.
Ia juga menambahkan, dampak perubahan iklim tidak hanya dirasakan di Madagaskar dan Aftika saja, tapi juga seluruh dunia. ***
0 komentar:
Posting Komentar