Arikel Halaman 12, Lampung Post Senin 23-08-2021
Wapres Afghanistan Bentuk Gerilyawan!
H. Bambang Eka Wajaya
SETELAH Presiden Ashraf Ghani melarikan diri saat Taliban masuk Kabul, Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh menyatakan sebagai pengganti sementara dan mengklaim sebagai pemerintahan yang sah. Ia juga membentuk gerilyawan melawan Taliban.
Pasukan perlawanan menghadapi Taliban dibentuk oleh pemerintah Afghanistan yang masih tersisa. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konperensi pers di Moskow mengungkap, kelompok perlawanan itu dipimpin Wapres Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud, putra pejuang anti-Taliban yang dibunuh Taliban 9 September 2001, dua hari menjelang 9/11.
Menurut Lavrov, pasukan gerilya itu dibentuk di Lembah Panjshir. "Taliban tentu tak menguasai seluruh wilayah di Afghanistan," ujar Lavrov.
Kelompok gerilyawan itu juga berisikan pasukan khusus Afghanistan yang dilatih langsung oleh SAS Inggris.
Dilansir Daily Mail Kamis (19/8/2021), pasukan khusus itu adalah tentara terbaik dari yang terbaik di Afghanistan.
Lembah Panjshir terletak di timur laut ibu kota Kabul, adalah benteng terakhir pemerintah yang konturnya berbukit.
Berdasarkan gambar yang diunggah di media sosial, Saleh dan Massoud mengumpulkan mereka yang bersedia angkat senjata melawan Taliban.
Massoud adalah anak Ahmed Syah Massoud, pemimpin milisi Aliansi Utara yang dikenal menentang Taliban hingga Uni Soviet.
Dia dibunuh Taliban pada 9 September 2001, dua hari sebelum AS diguncang Tragedi 9/11.
Massoud menegaskan, dia siap mengikuti jejak ayahnya dengan membawa para pengikutnya berkumpul bersama tentara pemerintah tersisa di Panjshir.
Diwartakan The Sun yang dikutip Kompas.com (20/8), komando khusus yang dilatih oleh SAS itu diyakini masih melawan pembetontak, sembari mencoba bergabung dengan Saleh dan Massoud.
Pergerakan Saleh dan Massoud diyakini akan makin besar karena ribuan milisi dan penduduk lokal siap untuk bergabung.
Sumber kepada The Sun menjelaskan, kelompok perlawanan itu bukanlah pasukan biasa. Mereka paham dengan lanskap Panjshir.
Selain itu, setiap anggotanya sudah berpengalaman melawan kelompok pemberontak itu selama 20 tahun terakhir.
"Saya tidak akan mati sebelum menghancurkan Taliban. Kami akan terus melawan mereka hingga pelutu terakhir," tegas Massoud.
Massoud juga mengimbau AS untuk memasok milisinya senjata dan amunisi. Pernyataan tersebut diterbitkan Washington Post Rabu (18/8/2021). Massoud mengatakan AS masih bisa menjadi gudang senjata demokrasi yang hebat dengan mendukung milisinya. ***
0 komentar:
Posting Komentar