Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pesona Demokrasi Partai Demokrat!


"MENGAGUMKAN!" ujqr Umar. "Itu kesan mengikuti laporan Kongres Partai Demokrat yang memilih ketua umum baru! Pentas demokrasi intenral partai itu memesona justru karena tersingkirnya pada putaran pertama Andi Mallarangeng yang diiklankan luas di media massa, juga didukung Edi Baskoro, putra Ketua Dewan Pembina partai itu, Susilo Bambang Yudhoyono--SBY!"

"Memang mengagumkan ketika suara mayoritas dalam kongres, para pengurus kabupaten/kota se-Tanah Air, berani memilih sesuai penilaian rasionalnya, tidak digayuti rasa ewuh pakewuh, apalagi fanatisme buta terhadap ikatan emosional pada tokoh sentral partai!" sambut Amir. "Rasionalitas pilihan dalam kongres partai itu bukan hanya terkait hubungan emosional dan fanatisme pada tokoh sentral, tapi juga dari kemungkinan permainan uang--money politics! Dari gempita iklan Andi Mallarangeng di media massa, sukar disebutkan kalau Andi kalah uang!"



"Soal itu membuat lebih dahsyat lagi kemenangan Anas Urbaningrum dari Marzuki Alie yang mantan dirut sebuah BUMN!" timpal Umar. "Kemenangan politisi muda dari keluarga kiai untuk memimpin partai berkuasa pemenang pemilu legislatif 2009 itu menunjukkan kian kuatnya rasionalitas dan orientasi ke masa depan mayoritas warga partai!"

"Tepatnya, proses dan hasil pemilihan ketua umum ini membuktikan Partai Demokrat siap--bahkan paling siap-- untuk melangkah maju sebagai partai modern!" tegas Amir. "Ini bukan hanya berkat Anas yang terpilih sebagai ketua umum, tapi lebih penting lagi oleh cara terpilihnya Anas yang membawa segenap jajaran partai dari seantero negeri telah berhasil membawa partai keluar dari lingkaran blunder yang setiap kali menjebak partai politik dalam memilih ketua umum--yakni blunder fanatisme dan ewuh pakewuh pada tokoh sentral, serta money politics!"

"Tapi dengan mencuatnya gambaran kemodernan partai tersebut, seperti dikemukakan Ikrar Nusa Bakti dan Yudi Latief di Metro TV (23-5), sekaligus menjadi senjakala tokoh sentral partai yang karismanya sudah tak sepenuhnya lagi punya ikatan emosional yang tak bisa ditawar-tawar!" timpal Umar. "Lalu, kemenangan dengan cara bersih yang dicapai Anas juga akan jadi contoh bagi partai lain yang dalam memilih ketua masih berbau money politics--bisa tertinggal zaman jika tak berusaha berubah--sekaligus berarti akan ditinggal pendukungnya! Sebab, persaingan ke depan akan lebih menonjolkan kebersihan moralitas elite partai! Fanatisme pada karisma dan money politics ketinggalan zaman, dan akan ditinggalkan rakyat!"

0 komentar: