"DI Jakarta dalam April-Mei ini terjadi sembilan kali tabung gas elpiji meledak, baik ukuran 3 kg maupun 12 kg! Sembilan orang tewas, 22 luka bakar! (Kompas, [29-5]) Terakhir ledakan terjadi di Apartemen Royal Tower Riverside, Jakarta Utara!" ujar Umar. "Itu menunjukkan ledakan gas bukan cuma terjadi di rumah warga biasa yang mungkin kurang pengetahuan, tetapi juga di hunian elite!"
"Secara sederhana penyebab kecelakaan beruntun itu mudah disimpulkan, kurangnya pengawasan kualitas tabung gas di pasaran!" sambut Amir. "Namun di balik itu sesungguhnya ada hal yang prinsip perlu diperhatikan dan diwaspadai, justru sebelum kecelakaan serupa terjadi di Lampung!"
"Masalah apa yang prinsip itu?" potong Umar.
"Sikap pemimpin yang menghabisi pilihan atau alternatif lain bagi warganya demi memaksakan kehendaknya semata!" tegas Amir. "Peralihan dari minyak tanah ke gas prosesnya amat menonjolkan sikap tersebut! Peledakan beruntun tabung gas itu menunjukkan kurangnya kesiapan warga dalam perubahan itu! Di lain pihak, justru terjadinya beruntun di Ibu Kota yang seharusnya menjadi contoh baiknya pengawasan kualitas tabung dan pengamanan dari risikonya, jadi bisa dikatakan bahkan di kalangan pelaksana kebijakan sendiri ternyata juga belum siap!"
"Untuk itu pembuat kebijakan dengan enteng menyatakan pemakaian semua energi ada risiko! Listrik lewat tegangan arus pendek, minyak tanah kompor meledak!" timpal Umar. "Tapi dibanding dengan ledakan gas beruntun terakhir ini, terbukti risiko ledakan gas lebih dilematis! Risiko-risiko lain itu mungkin tak terjadi di apartemen mewah seperti dialami ledakan gas terakhir!"
"Masalah kedua bersifat prinsip adalah disiplin!" tegas Amir. "Di satu pihak disiplin petugas jajaran pegawasan mutu terbukti bekerja tidak efektif! Di sisi lain disiplin di kalangan penyalur, yang tidak memeriksa dengan baik komponen safety valve di perangkat penyaluran gas! Satu keluarga di Bataranila Sabtu lalu menemukan per pada safety valve tabung gasnya lemah sehingga bocoran gas menyengat di ruangan! Untung cepat ketahuan hingga semua aliran listrik dipadamkan dan tabung gasnya dilarikan keluar!"
"Secara prinsip pula, produsen dan penyalur setiap menyerahkan barang ke konsumen--meski tabung isi ulang--seharusnya berstandar barang baru dalam paket sempurna!" timpal Umar. "Tapi apa boleh buat, ledakan-ledakan itu terjadi justru membuktikan, di pihak produsen dan penyalur juga sebenarnya belum siap! Semua itu hanya akibat pemaksaan kehendak sang pemimpin!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Senin, 31 Mei 2010
Tabung Gas Kian Sering Meledak!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar