Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Salah Menafsir Popularitas!


"ANDI Mallarangeng kalah di putaran pertama pemilihan ketua umum Partai Demokrat, padahal dia mantan juru bicara presiden pasti terkenal, lalu pasang iklan maksimal di media massa dan media luar ruang--billboard dan baliho!" ujar Umar. "Bukankah dengan begitu popularitas Andi jauh lebih hebat dari Anas Urbaningrum yang memenangkan pemilihan tersebut?"

"Hal itu terjadi sebenarnya akibat ada kesalahan dalam pemaknaan kata populer atau popularitas dalam masyarakat, termasuk pada kubu Andi!" sambut Amir. "Keterkenalan seperti Andi itu lebih tepat ditafsir dengan fame atau famous! Sedang populer artinya rakyat, dan popularitas itu merakyat! Kalau dipakai tafsir ini, mana lebih tinggi popularitas--kemerakyatan--Andi atau Anas? Jawabnya, lebih tepat Anas!"


"Karena selain dari lingkungan keluarga kiai--di Jawa pula--sejak belia Anas aktivis yang mampu mencapai puncak, sebagai ketua umum HMI!" tegas Umar. "Lalu di Partai Demokrat, meski sama-sama sebagai ketua, lewat jaringan keluarga HMI Anas menjadi lebih akrab dengan mayoritas kader partai di daerah! Tepatnya, Anas lebih merakyat dalam masyarakat umum, maupun lebih merakyat di kalangan kader Partai Demokrat! Dari situ bisa disebut popularitas Anas lebih baik dari Andi!"

"Hal terpenting dalam popularitas atau merakyat pada dimensi politik adalah 'tersambung rasa', bukan hanya terkait secara emosional, tapi juga aspiratif di mana kehadiran Anas dianggap mengekspresikan bahkan aktualisasi dari massa maupun kader yang secara excellences Anas artikulasikan kepentingan dan aspirasinya!" timpal Amir. "Itu hal terpenting dari popularitas dalam arti merakyat! Beda dengan terkenal dalam arti famous, tidak terjalin baik secara emosional maupun kepentingan!"

"Lalu popularitas artis, bagaimana?" kejar Umar.

"Popularitas artis banyak yang terjalin dengan sambung rasa, punya kaitan emosional!" tegas Amir. "Bahkan pelawak, terutama yang kritis, tanpa disadari kekritisannya merupakan artikulasi dari perasaan rakyat! Pelawak yang mampu melakukan itu, umumnya popularitasnya tinggi!"

"Kekalahan Andi Mallarangeng di kongres Partai Demokrat dengan demikian bisa menyadarkan banyak orang yang hanya mampu membayar iklan media untuk membuat dirinya terkenal, tidak menjamin popularitasnya berarti dalam politik, jika tanpa dibarengi kedekatan cita dan rasa dengan rakyat serta pembobotan ideologis harapan masa depan yang mengena di hati rakyat!" timpal Umar. "Pokoknya, cuma terkenal tak menjamin mampu menggaet hati rakyat maupun pemilih dalam konteks lain!"

0 komentar: