"KARENA Nazaruddin masih anggota DPR dari Partai Demokrat yang Ketua Dewan Pembinanya Presiden SBY, sebaiknya kita berprasangka baik bahwa Nazaruddin akan kembali ke Tanah Air jika KPK memanggil untuk diperiksa!" ujar Umar.
"Meski Kompas (28-5) lewat judul tajuknya 'Modus Klasik Nazaruddin' telah 'memvonis' kepergiannya ke Singapura sehari sebelum cekal dari KPK keluar itu tak beda dengan banyak orang yang terkasus hukum berobat ke Singapura lalu tak kembali?" tanya Amir.
"Bagaimana bisa seyakin itu?"
"Pertama, bertolak dari pernyataan tokoh-tokoh Partai Demokrat di berbagai media, kepergian Nazaruddin berobat ke Singapura bukan hal luar biasa, dan mereka yakin kapan pun dipanggil KPK untuk diperiksa, Nazaruddin akan hadir! Kalau mereka yakin, kenapa kita tidak?" tegas Umar. "Kedua, aku kenal Kampung Bangun, Kecamatan Siantar (kini Gunung Malela), Kabupaten Simalungun, tempat Nazaruddin lahir dan sekolah sampai SMP! Lewat gambaran alam dan masyarakat kampung itu mungkin bisa dikenali karakter dasar remaja Nazaruddin—yang pada usia awal 30-an bisa jadi bendahara umum partai berkuasa!"
"Luar biasa!" sambut Amir. "Coba ceritakan!"
"Kampung Bangun terkantung dalam areal PTP IV (dulu) Bangun, dikelilingi perkebunan besar lain, Bah Jambi, Pagar Jawa, Laras (Afdeling L dan N), serta Bukit Maraja! Terletak pada jalan beraspal sejak zaman Belanda jurusan Siantar ke Asahan, tepatnya di Simpang Bah Jambi!" tutur Umar. "Artinya, sejak belum merdeka Bangun kawasan bisnis yang hidup! Lebih menarik, sejajar jalan raya itu Bangun dilintasi bahbolon (bah-sungai, bolon-besar) beraliran deras dan berbatu-batu!"
"Apa arti bahbolon bagi si Udin kecil?" kejar Amir.
"Mayoritas anak pria suka bermain di sungai, bahbolon menempa anak menaklukkan arus deras dan lebih dari itu, terlatih menyelam di lubuk celah batu untuk menangkap ikan jurung dengan tangan kosong!" jelas Umar.
"Bisa kubayangkan tempaan karakter bahbolon pada Udin!" timpal Amir. "Tapi fleksibilitasnya?"
"Di Bangun hingga sekarang ada SMP Teladan!" jawab Umar. "SMP itu didirikan awal 1960 oleh para alumnus FKIP Universitas HKBP Nommensen P. Siantar bekerja sama dan memakai gedung Perguruan Al Washliyah (ormas pendidikan Islam terkemuka di Sumut) yang dipimpin Muhammad Is Damanik! Bisa dibayangkan fleksibilitas kerja sama antarumat di bumi kelahiran Nazaruddin!"
"Super sekali!" entak Amir. "Harapan, Nazaruddin tak menjadi anomali bagi Partai Demokrat dan Bangun—kampung tempatnya dilahirkan!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Sabtu, 28 Mei 2011
Bersangka Baik soal Nazaruddin!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar