"UJI coba truk dilarang masuk tol lingkar dalam Kota Jakarta, yang semula berlaku selama KTT ASEAN, diperpanjang lagi sampai 10 Juni pada jalur Pluit sampai Cawang!" ujar Umar. "Truk dari Lampung dan Banten yang sebelumnya langsung masuk tol Tomang untuk ke Priok lewat Pluit atau Cawang, di Tangerang harus keluar tol dan di Serpong masuk tol lingkar luar Jakarta memutar lewat Bintaro, Cilandak, Jagakarsa, Pasar Rebo, baru menuju Priok pada simpang susun Cawang!"
"Jarak tempuh truk dari Tangerang ke Priok jadi dua kali lipat, begitu pula bahan bakar dan uang tol yang dibayar!" timpal Amir. "Selain itu, jalan Tangerang dan tol lingkar luar Jakarta yang jadi bottle-neck bagi truk dari semua jurusan itu pun macet sehingga waktu tempuh segala jenis komoditas ekspor-impor menuju/meninggalkan pelabuhan meningkat sebanding! Konsekuensinya, terjadi penambahan biaya yang berdampak pada daya saing produk ekspor kita di pasar global, dan kenaikan beban konsumen pada barang impor!"
"Itulah harga yang harus dibayar—selain tambah capeknya sopir truk setelah
"Jarak tempuh truk dari Tangerang ke Priok jadi dua kali lipat, begitu pula bahan bakar dan uang tol yang dibayar!" timpal Amir. "Selain itu, jalan Tangerang dan tol lingkar luar Jakarta yang jadi bottle-neck bagi truk dari semua jurusan itu pun macet sehingga waktu tempuh segala jenis komoditas ekspor-impor menuju/meninggalkan pelabuhan meningkat sebanding! Konsekuensinya, terjadi penambahan biaya yang berdampak pada daya saing produk ekspor kita di pasar global, dan kenaikan beban konsumen pada barang impor!"
"Itulah harga yang harus dibayar—selain tambah capeknya sopir truk setelah
berhari-hari di jalan yang rusak parah dan antre menunggu kapal di penyeberangan—bagi kenyamanan pemilik mobil di jalan tol Ibu Kota, dari kecepatan semula 20-40 km/jam jadi 40-60 km/jam!" tukas Umar. "Kenyamanan itu ternyata demikian nikmatnya, sehingga sekelompok orang mengatasnamakan warga Jakarta demo ke kantor Gubernur DKI menuntut agar pembatasan truk masuk tol dalam Kota Jakarta diberlakukan permanen!"
"Konflik truk versus mobil pribadi rebutan jalan tol cerminan konflik pusat-pinggiran, ekspresi konflik elite-massa! Mobil ekspresi elite pusat, sedang truk massa pinggiran!" timpal Amir. "Elite pusat secara nyata berorientasi kenyamanan dan kenikmatan pribadi dan golongan sosialnya, sedang massa pinggiran berorientasi kelancaran transportasi komoditas ekspor-impor guna mewujudkan perekonomian nasional yang efektif dan efisien!"
"Para ahli menyebut inti gerak ekonomi dunia ada pada barisan truk pengangkut komoditas yang berjalan penuh 7 x 24—tujuh hari seminggu 24 jam sehari! Semakin lancar (efektif) dan efisien biaya, semakin pesat kemajuan ekonomi suatu negara!" tegas Umar.
"Penentu kemajuan pada piece meal engineering—rekayasa meraih keunggulan lewat keefektifan sistem dan keefisienan biaya senilai secuil demi secuil roti! Kebijakan menghambat kelancaran truk justru sebaliknya!"
"Kita tunggu 10 Juni!" timpal Amir. "Akan terlihat, elite pusat mengutamakan kenikmatan pribadi atau keunggulan ekonomi bangsa!" ***
"Konflik truk versus mobil pribadi rebutan jalan tol cerminan konflik pusat-pinggiran, ekspresi konflik elite-massa! Mobil ekspresi elite pusat, sedang truk massa pinggiran!" timpal Amir. "Elite pusat secara nyata berorientasi kenyamanan dan kenikmatan pribadi dan golongan sosialnya, sedang massa pinggiran berorientasi kelancaran transportasi komoditas ekspor-impor guna mewujudkan perekonomian nasional yang efektif dan efisien!"
"Para ahli menyebut inti gerak ekonomi dunia ada pada barisan truk pengangkut komoditas yang berjalan penuh 7 x 24—tujuh hari seminggu 24 jam sehari! Semakin lancar (efektif) dan efisien biaya, semakin pesat kemajuan ekonomi suatu negara!" tegas Umar.
"Penentu kemajuan pada piece meal engineering—rekayasa meraih keunggulan lewat keefektifan sistem dan keefisienan biaya senilai secuil demi secuil roti! Kebijakan menghambat kelancaran truk justru sebaliknya!"
"Kita tunggu 10 Juni!" timpal Amir. "Akan terlihat, elite pusat mengutamakan kenikmatan pribadi atau keunggulan ekonomi bangsa!" ***
0 komentar:
Posting Komentar