Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Generation Gap' Elite Era Revolusi dan Reformasi!


"APA bukti adanya gap—perbedaan karakter dan sikap-tindak—antara elite generasi era perjuangan mencapai kemerdekaan, elite pejuang revolusi mempertahankan kemerdekaan bangsa, dan elite generasi era reformasi?" tanya Umar.

"Elite era perjuangan kemerdekaan dan revolusi masuk penjara atau gugur di medan juang demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa, sedang elite era reformasi ramai-ramai masuk penjara akibat korupsi, serakah mau enaknya sendiri!" jawab Amir.

"Saking banyaknya elite korupsi, dibuat penjara khusus buat koruptor!"

"Itu pun, yang masuk penjara sesungguhnya hanya sebagian kecil saja dari semua koruptor yang telah merampas segala bentuk hak rakyat atas materi dan kesempatan untuk hidup sejahtera menikmati kemerdekaan bangsa!" timpal Umar. "Sebab, orang terjerat jadi tersangka korupsi sebagian besar hanya karena sedang sial, atau karena ada konspirasi yang menjerumuskan dirinya, atau karena terlalu serakah makan sendiri hingga ada yang tak kebagian lalu melapor!"


"Bagaimana bisa terjadi gap sedemikian drastis, generasi pejuang diganti oleh generasi koruptor?" tegas Amir. "Perubahan yang sangat kontras!"

"Rumusan korupsi itu abuse of power, penyalahgunaan kekuasaan!" jawab Umar. "Dan itu mulai dilakukan pada periode akhir Orde Lama, kemudian berlanjut sepanjang Orde Baru! Gerakan reformasi yang dilakukan mahasiswa sebenarnya suatu kontrakultur dari tradisi korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan sepanjang Orde Baru itu! Orde Baru tumbang, tapi mahasiswa pendongkelnya tak punya orientasi dan ambisi kekuasaan! Ini menjadi peluang kalangan politisi yang kemudian membajak reformasi dari mahasiswa dan euforia melampiaskan ambisi kekuasaannya, sampai-sampai semua jalur rekrutmen kepala negara dan kepala daerah hanya bisa lewat partai politik—yang terakhir ini sudah dikoreksi!"

"Rupanya, menerima kekuasaan hasil perjuangan mahasiswa seperti makan pisang bekubak—sudah dikupaskan kulitnya—kalangan politisi dan semua sektor kekuasaan jadi lupa daratan, generasi korupsi hadir justru sebagai buah reformasi yang mulanya dimaksudkan mahasiswa kontrakultur buat abuse of power Orde Baru!" timpal Amir.

"Masalahnya, bagaimana kita bisa kembali ke semangat atau jiwa reformasi sejati dari
mahasiswa yang antikorupsi itu?"

"Tegakkan hukum secara sungguh-sungguh!" tegas Umar. "Terutama terhadap korupsi dalam arti abuse of power agar politisi tak seenaknya sendiri lagi." ***


0 komentar: