Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Jerit Plasma tanpa Pengeras Suara!


"TRAGIS! Sekitar 3.000-an orang plasma tambak udang PT Aruna Wijaya Sakti (AWS) berkumpul di depan sekretariat Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu (P3UW) dalam lokasi pertambakan eks Dipasena sejak Sabtu (7-5), secara bergantian melantunkan jerit penderitaannya!" ujar Umar. "Berhimpunnya ribuan orang itu terjadi spontan, hingga untuk bicara di depan ribuan orang itu mereka lakukan tanpa pengeras suara!"

"Sabtu itu merupakan hari mulai berlakunya kebijakan PT AWS untuk mematikan listrik di seluruh areal pertambakan, dihentikannya UBP—


uang bulanan plasma, dihentikannya persiapan menabur dan menabur benih, dan dibekukannya dana sisa hasil usaha (SHU) milik plasma yang belum dibayar!" sambut Amir. "Anehnya, jerit penderitaan plasma itu bukan ditujukan ke PT AWS, melainkan secara tegas dan jelas justru ke arah P3UW, yang menurut para pembicara dari tokoh plasma itu—antara lain Samsudin, Sutrimo, Ferli Ghandi—P3UW telah membuat tidak kondusif dan ajakan aksinya selalu merugikan plasma!"

"Memang, banyak hal mereka sebut sebagai kebohongan pengurus P3UW, dari mengajak mereka tidak menabur benih karena akan ada investor baru, sampai menjanjikan UBP Rp3 juta sebulan, yang semuanya cuma isapan jempol!" tukas Umar. "Untuk itu, pengurus P3UW mereka beri waktu sampai 15 Mei untuk membuktikan semua janjinya, selanjutnya akan dilakukan rapat anggota luar biasa untuk mengganti pengurus!"

"Meski demikian, Ketua Umum BPP P3UW Nafian Faiz menyatakan tak masalah rapat anggota luar biasa itu asal sesuai AD-ART dan kuorum dari suara anggota P3UW 7.500 orang!" timpal Amir. "Masalah 3.000-an plasma yang berkumpul itu—sebagian gagal hadir karena dicegat di alur ke lokasi--menurut Faiz cuma soal beda pendapat!"

"Jangan disepelekan beda pendapat, apalagi bila itu terjadi akibat beda pendapatan!" tegas Umar. "Bagi kalangan pengurus P3UW mungkin tanpa UBP, tanpa menabur benih, tanpa SHU, bahkan tanpa listrik AWS, hidup mereka selalu nyaman dan berkecukupan! Tapi bagi plasma kebanyakan, tanpa UBP mereka bisa kelabakan dapur tak ngebul! Tanpa SHU, anak tak bisa bayar uang sekolah! Tanpa listrik AWS, anak tak bisa belajar!"

"Dari para pembicara tanpa pengeras suara itu diketahui, karena diintimidasi, kalangan plasma selama ini selalu ikut saja kehendak pengurus P3UW sekalipun sebenarnya sangat merugikan kalangan plasma itu sendiri!" timpal Amir. "Karena itu, kata tokoh-tokoh plasma, untuk memperbaiki nasib kalangan plasma harus menolak intimidasi dari oknum-oknum pengurus P3UW!" ***


0 komentar: