Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Bujet Pertanian Cuma 1,3% APBN!


"ANGGARAN pertanian 2012 naik jadi Rp17,8 triliun dari Rp17,1 triliun pada APBN 2011," ujar Umar. "Itu kata Menteri Pertanian Suswono di Brebes, Jumat (26-8). Prioritas tanaman pangan untuk mewujudkan tekad Presiden SBY menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan baru dunia!"
"Tekad yang membanggakan!" timpal Amir. "Tapi, apa mungkin tekad gagah itu diwujudkan dengan bujet sektor pertanian hanya 1,3% dari RAPBN 2012 sebesar Rp1.400 triliun? Sebab, bujet 2012 dibanding 2011 cuma beda Rp600 miliar, padahal untuk produksi beras saja 2011 masih cekak hingga polemik impor beras meruyak sampai Lampung, anggaran sebatas itu kayaknya terlalu kecil dibanding besarnya tekad!"


"Apalagi pencukupan pangan nasional termasuk impor gandum mencapai 6 juta ton setahun, kedelai 2 juta ton setahun, dan berbagai buah!" tukas Umar. "Gandum dan kedelai tanaman subtropis! Tapi banyak tanaman subtropis, kubis, buncis, kentang, juga kedelai, di zaman Belanda bisa dikondisikan di kawasan berhawa sejuk, kenapa sekarang tak diprioritaskan membiayai penelitian dan pengondisian gandum dan kedelai di kawasan berhawa sejuk yang luas di Papua!"
"Artinya, tekad menjadikan Indonesia lumbung pangan baru dunia itu sukar diwujudkan kalau cuma dengan tambahan anggaran Rp600 miliar jadi 1,3% dari APBN!" timpal Amir. "Karena selama ini saat kita tepuk dada bisa swasembada pangan, di balik itu sebenarnya menyembunyikan realitas impor gandum (terigu) dan kedelai!"
"Peningkatan produksi beras selama ini terbatas dilakukan lewat intensifikasi, akibatnya lahan pertanian semakin keras oleh residu pupuk yang terus semakin maksimal digunakan!" tegas Umar. "Padahal jauh lebih baik sekalian untuk membuka lapangan kerja baru, melakukan ekstensifikasi dengan tanaman padi darat di areal eks HPH hutan industri! Tanaman padi darat beras merah bahkan bernilai ekonomi tinggi, bukan cuma di pasar domestik, melainkan juga di pasar dunia!"
"Ekstensifikasi seperti itu terkendala Moratorium Oslo, Indonesia sudah teken kontrak pada dunia tak menggarap untuk pertanian lahan eks HPH!" timpal Amir. "Maka itu, pilihan tetap intensifikasi! Seperti di Lampung, masih luas bisa ditingkatkan dari sawah tadah hujan jadi irigasi teknis, dari setahun panen sekali jadi dua kali! Tapi irigasi teknis mahal, Rp600 miliar tambahan anggaran itu bisa cuma jadi tiga bendungan besar sekelas yang ada di Lampung! Alhasil, dengan bujet 1,3% dari APBN cukup berat untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan baru dunia!" ***

0 komentar: