"KOMISI Pemberantasan Korupsi kembali dirundung prasangka buruk yang menggerus kredibilitasnya!" ujar Umar. "Baru reda dari prasangka cicak-buaya yang bertolak dari tuduhan Anggodo pimpinan KPK Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto menerima suap, kini tudingan mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin menyebutkan KPK tidak bersih dengan contoh Chandra Hamzah datang ke rumah Nazaruddin bertemu pengusaha baju hansip yang kasusnya akan diangkat KPK!"
"Ancaman merontokkan kredibilitas KPK itu juga
"Ancaman merontokkan kredibilitas KPK itu juga
melibatkan Wakil Ketua KPK M. Jasin dan Direktur Penindakan KPK Ade Raharja yang Nazaruddin sebut terkait rekayasa kasus, direspons cepat oleh KPK dengan pembentukan Komite Etik!" ujar Amir. "Amat cepat respons itu, komite yang dibentuk jadi kebanyakan orang dalam—hingga harus direvisi dengan lebih banyak tokoh luar: Syafii Maarif (mantan Ketua Umum Muhammadiyah), Nono Anwar Makarim (ahli hukum Harvard), Marjono Reksodiputro (guru besar UI), dan Syahruddin Rasul (guru besar Unpad). Orang dalam tinggal tiga, Abdullah Hehamahua (ketua komite, penasihat KPK), Said Zainal Abidin (penasihat KPK), dan Bibit Samad Rianto (wakil ketua KPK)."
"Itu menunjukkan betapa fatal sodokan Nazar, hingga tokoh-tokoh berintegritas diperlukan buat memulihkan kredibilitas KPK!" tukas Umar. "Tapi, justru di sela itu KPK didiskredit oleh Ketua DPR Marzuki Alie, bahwa KPK belum ada menangkap koruptor kakap kelas triliunan, tapi cuma kelas hakim dan jaksa! Kalau tak ada lagi orang yang kredibel untuk memimpin KPK, ditutup saja lalu bermaaf-maafan dengan koruptor yang pulang dengan hasil korupsinya!"
"Dengan itu berarti, pemulihan kredibilitas KPK dari pencorengan oleh sangkaan perilaku orang KPK yang dituding Nazaruddin—setelah sopir Nazaruddin buka mulut Ade Raharja dan Chandra Hamzah mengakui pernah bertemu Nazaruddin—penting segera dilakukan dengan efektif lewat hasil kerja Komite Etik KPK!" timpal Amir. "Sedang mengatasi tudingan Marzuki Alie, selain hasil kerja Komite Etik yang memulihkan kredibilitas KPK, juga hasil kerja panitia seleksi calon pimpinan KPK yang diharapkan bisa menghasilkan tokoh-tokoh terpercaya dan mampu memimpin KPK, sehingga kita tak perlu bermaafan dengan koruptor—
pelaku kejahatan luar biasa yang kian menyengsarakan puluhan juta rakyat miskin Indonesia!"
"Kredibilitas KPK tak hanya terletak pada Komite Etik dan panitia seleksi!" entak Umar. "Tapi pada jajaran KPK sendiri! Terutama, dalam menghadapi serangan para koruptor yang tak henti berusaha menutup KPK!" ***
0 komentar:
Posting Komentar