Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Rezim Khadafi Berakhir Tragis!

"REZIM Kolonel Moammar Khadafi yang berkuasa 42 tahun berakhir tragis! Itu terjadi Minggu akibat para komandan pasukan loyalis justru meloloskan masuk Tripoli pemberontak dari segala penjuru!" tegas Umar. "Meskipun belum ada pemerintahan baru sedang sisa-sisa kekuatan Khadafi—di bawah Saif Al-Islam Khadafi—masih melakukan perlawanan sporadis, rakyat Libya telah merayakan jatuhnya sang tiran di Lapangan Hijau, pusat Kota Tripoli!"

"Tampak selain rakyat sukacita dengan jatuhnya Khadafi, pasukan loyalis juga sebenarnya tak tahan dicekam tiran selama 42 tahun, lalu perang saudara yang menelan korban tak sedikit selama enam bulan, hingga mereka bersepakat memberi jalan mudah pemberontak masuk Tripoli!" timpal Amir. "Selain pintu lebar yang dibuka loyalis buat pemberontak, menurut pemimpin oposisi Mustafa Abdel Jalil keberhasilan mereka tak terlepas dari dukungan pasukan NATO dengan serangan udara dan kapal-kapal perangnya di Laut Tengah!"

"Serangan udara NATO berbulan-bulan itu berhasil melumpuhkan fasilitas-fasilitas strategis Khadafi, membuka jalan bagi keunggulan pemberontak!" tegas Umar. "Kehadiran NATO sebagai kelanjutan Amerika Serikat melaksanakan Resolusi DK PBB menutup langit Libya memayungi aksi damai kaum oposisi, sejak awal ditentang Liga Arab dan Afrika Bersatu! Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menuding NATO menyalahgunakan resolusi PBB! Ketua Afrika Bersatu Teodoro Obiang Nguema (Presiden Guinea Khatulistiwa) yang mengutuk campur tangan tentara asing di Pantai Gading dan Libya, menegaskan Afrika harus dibolehkan mengelola sendiri urusan mereka!" (Antara News, 15-6)


"Itulah tragisnya Khadafi, dukungan internasional, termasuk dari Rusia dan China terkait dengan investasi mereka di Libya, tak dia konsolidasi hanya karena meremehkan kekuatan oposisi yang tak ada apa-apanya dibanding kekuatan persenjataan modern yang dimilikinya!" tukas Amir. "Akibatnya, setelah serangan beruntun berbulan-bulan fasilitas militer Khadafi bisa dibungkam NATO, saat bersamaan pertahanan diplomasinya juga ompong! Padahal, baik Liga Arab maupun Afrika Bersatu tetap teguh pada pendirian, dibenarkannya rekayasa tindakan militer antarbangsa atas suatu konflik domestik, mengancam kedaulatan negara mana pun yang dengan mudah ditetapkan sebagai sasaran!"

"Apalagi ada udang di balik batu, seperti minyak dan gas Libya yang 1,6 juta barel per hari" timpal Umar. "Tak malu, perusahaan minyak Prancis ENI (dahulu Agip) dan BP dari Inggris, heboh bersiap menggantikan Rusia dan China di Libya! Tragis!" ***

0 komentar: