"ACARA Metro-10 (Metro TV, 21-8) Minggu malam menayangkan 10 kabupaten terbaik 2010 hasil seleksi kerja sama Ditjen Otonomi Daerah dengan lembaga independen, tak satu pun dari Sumatera dan Kalimantan!" ujar Umar. "Penilaian berideal hidup rakyat tenteram, tertib, dan sejahtera itu didata lewat 61 dimensi operasional, dari harmoni hubungan kerja bupati dan DPRD terutama dalam mengorientasikan anggaran untuk rakyat, belanja modal (pembangunan) dan sosial (kesejahteraan), sampai pelayanan publik yang komprehensif!"
"Untuk kriteria begitu, kedengarannya saja asing bagi elite politik di Sumatera!" timpal Amir. "Ada catatan 10 kabupaten terbaik 2010 itu?"
"Tentu ada!" jawab Umar. "Terbaik 1. Jombang (Jatim), 2. Bojonegoro (Jatim), 3. Sragen (Jateng), 4. Pacitan (Jatim), 5. Boalemo (Gorontalo), 6. Enrekang (Sulsel), 7. Buleleng (Bali), 8. Luwu Utara (Sulbar), 9. Karanganyar (Jateng), dan 10. Kulon Progo (DIY)."
"Dengan daftar baru tanpa Gianyar (Bali) dan Solok (Sumbar), padahal selama ini telah menjadi buah bibir dan tujuan rombongan studi banding pejabat Pemkab dan anggota DPRD seluruh negeri, tampak ada kriteria baru dalam penilaian, selain sisi yang dinilai juga semakin beraneka!" timpal Amir. "Termasuk konteksnya! Misal, bukannya di daerah lain hubungan kerja bupati dan DPRD tak harmonis! Amat harmonis pun, tetapi konteks kemesraan itu lebih dalam rangka orientasinya untuk berbagi kue anggaran yang lebih besar buat mereka, bukan dalam konteks memberikan anggaran lebih besar buat belanja pembangunan dan kesejahteaan rakyat!"
"Untuk kriteria begitu, kedengarannya saja asing bagi elite politik di Sumatera!" timpal Amir. "Ada catatan 10 kabupaten terbaik 2010 itu?"
"Tentu ada!" jawab Umar. "Terbaik 1. Jombang (Jatim), 2. Bojonegoro (Jatim), 3. Sragen (Jateng), 4. Pacitan (Jatim), 5. Boalemo (Gorontalo), 6. Enrekang (Sulsel), 7. Buleleng (Bali), 8. Luwu Utara (Sulbar), 9. Karanganyar (Jateng), dan 10. Kulon Progo (DIY)."
"Dengan daftar baru tanpa Gianyar (Bali) dan Solok (Sumbar), padahal selama ini telah menjadi buah bibir dan tujuan rombongan studi banding pejabat Pemkab dan anggota DPRD seluruh negeri, tampak ada kriteria baru dalam penilaian, selain sisi yang dinilai juga semakin beraneka!" timpal Amir. "Termasuk konteksnya! Misal, bukannya di daerah lain hubungan kerja bupati dan DPRD tak harmonis! Amat harmonis pun, tetapi konteks kemesraan itu lebih dalam rangka orientasinya untuk berbagi kue anggaran yang lebih besar buat mereka, bukan dalam konteks memberikan anggaran lebih besar buat belanja pembangunan dan kesejahteaan rakyat!"
"Era Sragen, Gianyar, dan Solok, yang dijadikan unggulan penilaian pelayanan publik satu pintu! Hal itu ternyata mudah diikuti kabupaten lain asal bupati dan DPRD-nya serius!" tegas Umar. "Kini, ukurannya realitas hidup rakyat tenteram, tertib dan sejahtera! Di Jombang, rakyat kawasan Pesantren Tebu Ireng itu hidup tenteram dan sejahtera, terutama karena di puskesmas tersedia dokter spesialis dan bidan siaga hingga jam berapa dan dusun mana pun orang melahirkan terjamin dapat penanganan medis standar! Kalau butuh dokter spesialis prosesnya mudah, tanpa pusing memikirkan tarifnya yang mahal!"
"Jika Sragen bertahan dalam '5 besar' bisa jadi karena pelayanan publiknya yang prima telah mengangkat realitas hidup rakyatnya sehingga kriteria penilaian baru terpenuhi!" timpal Amir. "Sedihnya di Lampung, pelayanan publiknya saja papan bawah, apalagi kriteria yang aneh-aneh!" ***
0 komentar:
Posting Komentar