Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Mengantisipasi Krisis Baru AS!

"TANGGAL 2 Agustus jadi penentu perekonomian Amerika Serikat (AS). Jika hari ini parlemen AS tidak menyetujui plafon utang negaranya di atas 14,5 triliun dolar AS, negara berekonomi terbesar di dunia itu akan mengalami gagal bayar atas kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo!" ujar Umar. "Gagal bayar itu berdampak buruk pada ekonomi negaranya, dengan imbas lebih buruk lagi pada ekonomi dunia!"
"Kenapa parlemen dicemaskan tak menyetujui penambahan utang negaranya?" tanya Amir.
"Karena kelompok sempalan Partai Republik yang konservatif sudah menggagalkan voting Jumat lalu, untuk mendiskredit kepemimpinan Obama!" jelas Umar. "Kalau usaha Obama mendapatkan tambahan utang gagal, perekonomian AS rontok, Partai Republik akan bisa mengalahkannya dalam Pemilihan Presiden 2012!"
"Sebusuk itukah permainan politik sempalan itu, perekonomian negara mereka hancurkan agar bisa menang pemilu?" tukas Amir. "Tanpa peduli, utang terbesar buat mem-bailout gagal bayar banyak perusahaan raksasa negerinya akibat kesalahan kebijakan Presiden Bush?"

"Mana mau peduli mereka kausalitas masalahnya! Pokoknya bisa menjatuhkan lawan!" tegas Umar, "Begitulah kotornya politik!"
"Tapi apakah rakyat AS demikian bodoh, hingga suatu tindakan yang buruk tak bisa mereka nilai, tetap mereka dukung?" tanya Amir.
"Ada sentimen khusus pada Obama dari sebagian kulit putih Amerika, yang mudah diselubungi dengan realitas kegagalan ekonomi, tanpa kecuali kegagalan itu terjadi akibat 'sabotase'!" jawab Umar. "Tentu itu baru asumsi kelompok sempalan! Tapi bahwa akibat 'sabotase' mereka bisa menghancurkan ekonomi negerinya, bisa diprediksi! Itu yang harus cepat diantisipasi!"
"Antisipasi terpenting justru pembenahan ke dalam negeri, dari infrastruktur, menghabisi segala bentuk pungli dan parasit ekonomi, lalu memajukan pelayanan publik dengan reformasi birokrasi beneran—
bukan cuma retorika!" tegas Amir. "Hanya pasar dalam negeri mampu menjadi substitusi melemahnya ekspor! Melemahnya daya serap AS terhadap ekspor dunia, diikuti serentak melemahnya daya serap ekspor negara-negara lain! Tinggal ekspor bahan primer yang mungkin bertahan, komoditas industrial justru stagnan!"
"Celakanya, infrastruktur, pungli, dan pelayanan publik itu yang justru masalah laten di dalam negeri!" entak Umar. "Jadi, lebih baik berharap muncul negarawan Partai Republik yang bisa melunakkan sempalan! Tak jadi krisis di AS, tak perlu antisipasi yang sulit dilakukan!" ***

0 komentar: