Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Nafsu, Musuh Utama Puasa!

"MALAM awal Ramadan sibuk menggosok sabuk kopelmu sampai berkilat!" ujar Umar. "Memang apa tugas hansip kampung di awal Ramadan?"

"Kontrol warung sepanjang jalan raya!" jawab hansip, adik Umar. "Kalau warung nasi, warung bubur, dan warung bakso ada yang buka siang hari di bulan puasa, diingatkan agar tutup!"

"Kan yang ada perda-nya dilarang operasi selama Ramadan cuma tempat hiburan!" sela Umar.

"Daripada nanti datang Polisi Pamong Praja (Pol-PP) merazia dan menyita gerobak dagangan mereka!" timpal hansip. "Atau malah datang massa organisasi agama mengobrak-abrik dan merusak perlengkapan mereka dagang!"
"Kalau tak ada perda-nya, apa pula alasan Pol. PP merazia pedagang makanan?" tanya Umar.

"Karena tak ada izin berdagang!" jawab hansip. "Diurus izinnya tak pernah berhasil karena dilarang jualan di pinggir jalan!"

"Karena soal izin? Kenapa merazianya harus di bulan Ramadan?" timpal Umar. "Bukan karena bisa mengganggu orang yang berpuasa?"

"Kan sama kita dengar khotbah Jumat terakhir!" sambut hansip. "Bahwa di bulan Ramadan setan dirantai! Hingga tantangan, ujian, atau yang bisa mengganggu puasanya tinggal yang datang dari dalam diri masing-masing, yaitu hawa nafsunya!"

"Kalau soal itu aku juga terima SMS Kang Jalal dari Bandung, 'Nabi saw: Berhati-hatilah dengan hawa nafsu, karena ia akan membawa orang-orang celaka ke neraka!' Biharul Anwar, 7: 315," tegas Umar. "Tapi apa kaitannya dengan pedagang, Pol. PP, atau massa dalam perbincangan kita?"

"Gaya mereka mengendalikan nafsunya!" jawab hansip. "Para pedagang, sudah jelas orang-orang puasa, kenapa memaksakan diri jualan makanan di siang hari! Siapa yang mau beli? Jika pun ada, tak break event point dengan waktu dan tenaga yang mereka curahkan! Sedang Pol. PP, kalau dasarnya izin dagang, kok bukan bulan lain ditertibkan, tapi dipaksakan Ramadan, malah mengganggu warga yang ingin tenang berpuasa!"

"Kalau massa, bagaimana pula?" kejar Umar.

"Menilai rendah kemampuan umat menahan diri dari godaan yang bisa membatalkan puasanya!" tegas hansip. "Padahal semakin tinggi dan berat godaan yang diatasi, semakin tinggi pula kualitas puasanya! Massa membersihkan godaan dari umat, padahal puasa latihan mengatasi godaan! Akibatnya, umat jadi lemah, tak terlatih mengatasi godaan! Lihat saja realitasnya!"
"Bisa aja! Kau cuma hansip!" tukas Umar. "Wali kota saja coba berpikir begitu akhirnya menyerah, ikut yang takut ada godaan terhadap umat!" ***

0 komentar: