"KASUS Nazaruddin yang mangkir tiga kali dari panggilan KPK kini jadi seperti kabel aliran listrik yang putus hingga setrumnya liar dan menyambar kian kemari!" ujar Umar. "Setelah tersangka kasus suap wisma atlet itu ‘menyengat’ dengan isu para petinggi Partai Demokrat—Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Jafar Hafsah—kecipratan dana hasil korupsi dirinya, terakhir Komjen Pol. Ito Sumardi juga harus mengklarifikasi lewat koran Tempo (4-7) dan Metro TV (4-7) terkait dengan hasil penggeledahan kantor Nazaruddin oleh KPK!"
"Setrum apa pula yang menyengat Komjen Ito?" tanya Amir.
"Menurut Tempo, saat KPK menggeledah kantor Nazaruddin, ditemukan catatan pengeluaran yang dibuat Yulianis, staf perusahaan Nazaruddin! Isinya, catatan uang setoran Nazaruddin ke polisi, salah satunya kepada Komjen Ito sebesar 50 ribu dolar AS!" jelas Umar. "Komjen Ito mengaku tidak pernah menerima uang itu, dengan bersumpah, “Demi Allah!” ia bantah secara tegas isu dirinya terkait dengan uang Nazaruddin itu!"
"Seharusnya para petinggi Demokrat juga seperti Komjen Ito, memprotes keras tudingan Nazaruddin bahwa mereka kecipratan uang bermiliar-miliar!" timpal Amir. "Bahkan, kata Sis N.S. dari Forum Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, mereka harus marah difitnah oleh Nazaruddin! Sebab, dengan para petinggi Demokrat terkesan tidak ngotot membantah tudingan, bisa membuat masyarakat salah tafsir—jangan-jangan tudingan Nazaruddin benar!"
"Mungkin para petinggi partai tidak ngotot karena yakin Nazaruddin tak punya bukti atas tuduhan itu!" tukas Umar. "Selain juga yakin, Nazaruddin tak akan berani pulang ke Indonesia karena daftar kasusnya kian panjang di tangan pihak berwajib!"
"Apakah mereka tak yakin perintah Presiden SBY menangkap Nazaruddin bisa berhasil?" kejar Amir.
"Kalau banyak pelarian koruptor ke Singapura selama ini tak bisa ditangkap, kenapa pula tiba-tiba jadi bisa?" tukas Umar. "Alasan itu membuat bicara pengacaranya tak mudah menangkap dia di Singapura, tidak berlebihan! Keberhasilan dari perintah Presiden itu masih suatu ujian!"
"Kok Gayus Tambunan bisa diajak pulang?" timpal Amir.
"Karena uang Gayus masih banyak di save deposit box sebuah bank dalam negeri. Dengan itu, dia yakin masih bisa mengatur aparat hukum! Dan terbukti, pejabat tahanan Kelapa Dua bisa dia atur!" jawab Umar. "Sedang Nazaruddin, seperti pengacaranya katakan, sudah tak percaya kepada aparat hukum Indonesia! Ini sengatan setrum Nazaruddin yang paling fatal terhadap kredibilitas lembaga-lembaga hukum nasional!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Selasa, 05 Juli 2011
Kasus Nazaruddin, Kabel Setrum Liar!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar