Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pragmatisme, Ideologi Parpol!

"DALAM orasi kebangsaan pada deklarasi Partai Nasdem (26-7), Jusuf Kalla mengatakan perbedaan ideologi partai-partai politik (parpol) yang ada saat ini semakin tipis! Program-programnya juga hampir semua sama!" ujar Umar. "Akhirnya, tegas Kalla, hanya kepercayaan masyarakat yang membedakan satu partai dengan partai lainnya!"
"Senada, pernyataan pengajar FISIP UGM A.A.G.N. Ari Dwipayana, parpol di Indonesia tidak lagi memiliki garis ideologi yang jelas! Ideologi sebagian besar parpol saat ini adalah pragmatisme!" timpal Amir. "Ideologi pragmatisme itu terlihat dari dua logika kerja yang dilakukan parpol. Pertama, parpol bekerja untuk mengejar posisi jabatan politik atau kekuasaan! Kedua, parpol bekerja keras untuk memburu rente!" (Kompas, 27-7)

"Perburuan rente itu lebih terbuka selubungnya usai mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin, menyingkapkan ramainya mafia anggaran di DPR dan adanya kewajiban setoran dana proyek APBN ke bendahara dan oknum-oknum parpol!" tegas Umar. "Bahkan di daerah tak asing lagi paduan dua tujuan parpol itu—berburu kekuasaan dan rente—dalam paket yang lazim disebut 'sewa perahu' saat pilkada!"
"Perburuan kekuasaan dan rente itu menggeser orientasi partai dari kepentingan konstituennya kepada kepentingan elite partai semata!" timpal Amir. "Malah dalam partai yang oligarkis, yang kepentingan partainya personalized pada sang pemimpin tertinggi dan keluarganya, usaha elite parpol ramai-ramai memuaskan kepentingan masing-masing itu juga tak boleh lupa untuk tetap memberi kepuasan pada bos besar!"
"Orientasi elite parpol ke atas itu bisa berjenjang dari tingkat daerah sampai ke pusat! Sedang di pusat ada pula spesialisasi, misalnya yang cuma mengurus 'sewa perahu'!" tukas Umar. "Yang tingkatnya tinggi, tentu melayani yang lebih tinggi lagi! Contohnya hasil kloning BBM Mindo Rosalina Manulang, direktur komersial PT Anak Negeri, seseorang yang suaranya dikenal sebagai anggota DPR dari partai penguasa berkata pada Mindo, 'Ketua Besar meminta jatah apel Malang!' (Koran Tempo, 27-7). Menurut Koran Tempo, apel malang itu bahasa isyarat untuk uang rupiah. Sedang untuk dolar, apel Washington!"
"Tampak, pragmatisme sebagai ideologi parpol telah merasuk ke sumsum para aktornya, hingga dilengkapi dengan terminologi (istilah-istilah khas dunianya) seperti lazimnya sebuah ideologi!" timpal Amir. "Celakanya seperti dikatakan Kalla, beda ideologi semua parpol semakin tipis!" ***

0 komentar: