Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Nazaruddin kian Membabi Buta!


"MANTAN Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin kian membabi buta!" ujar Umar. "Senin kemarin ia melontar tuduhan lewat SMS ke arah Presiden SBY—pendiri sekaligus ketua Dewan Pembina Partai Demokrat—ia sebut tahu dan menyetujui politik uang dalam pemilihan Anas menjadi ketua umum di kongres partai itu!"

"Tapi ada yang meragukan SMS terakhir itu asli dari Nazaruddin!" timpal Amir.
"Tapi SMS yang dia kirim dari persembunyiannya itu isinya senada dengan hasil wawancara majalah Tempo (dimuat Koran Tempo, 11-7-11), yang malah lebih lengkap dengan menyebut sumber uang yang ia bagikan kepada setiap DPC PD 10 ribu sampai 40 ribu dolar AS itu!" jelas Umar. "Menurut Nazaruddin, asal uang dari PT Anugerah miliknya!"


"Andaikan pengirim SMS itu memang Nazaruddin, tapi kebenaran isi pesannya, juga isi wawancara, bagaimana memastikannya?" entak Amir. "Toh untuk tuduhan menerima uang wisma atlet—Anas sudah mengadukan ke pihak yang berwajib kasus pencemaran nama baik!"

"Memang, soal kebenaran pengirim dan isinya itu yang mendapat tekanan dalam pernyataan pers Presiden SBY selaku ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tadi malam!" tegas Umar. "SBY juga membantah isi SMS bahwa Partai Demokrat akan menggelar KLB—kongres luar biasa! Tidak ada KLB! Yang ada, menurut dia, Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat pada akhir Juli!"

"Inti pernyataan pers SBY untuk menghentikan pengutipan isi SMS dan sejenisnya dari pihak yang mengaku sebagai Nazaruddin, yang tak bisa dikonfirmasi!" timpal Amir. "Penyiaran isi SMS itu dianggap tidak bertanggung jawab dan sebagai praktek demokrasi yang tak sehat!"

"Dengan begitu, berarti siaran berdasar materi yang telah dikonfirmasi, apalagi lewat wawancara langsung dengan yang bersangkutan seperti Tempo, di luar kriteria tersebut!" tukas Umar. "Tapi dengan penegasan SBY kepada para kader dan pengurus Partai Demokrat supaya proaktif pada berita yang bertentangan dengan akal sehat, proses kualitatif pemberitaan tentang Nazaruddin dan Partai Demokrat bisa diharapkan!"

"Itu salah satu hal yang penting dari pernyataan pers SBY tadi malam!" timpal Amir. "Selama kasus Nazaruddin, selain Anas menggugat lewat polisi, cuma SBY yang memberi tanggapan atas nama Partai Demokrat! Kader-kader lain kebanyakan berkomentar sebagai pendapat pribadi! Artinya, semua pihak perlu belajar bersama dalam proses demokrasi ini! Yang tak boleh, belajar korupsi bersama seperti kisah Nazaruddin!" ***


0 komentar: