Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Si Anak Kampung yang Mendunia!



"FILM Si Anak Kampung yang diangkat dari buku autobiografi Buya Syafii Maarif Titik-Titik Kisar Perjalananku (2006-2009) yang disutradarai Damien Dematra, meraih sejumlah penghargaan dalam American International Film Festival (AIFF) 2011, antara lain film cerita terbaik, sutradara terbaik, dan film asing terbaik!" ujar Umar. "Film tentang kisah masa kecil mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu berlatar Nagari Sumpur Kudus, Sumatera Barat, asal Buya Syafii Maarif era 1930—1950 itu, juga masuk nominasi film terbaik dalam festival film anak-anak internasional di Bollywood, India, kini sedang diputar di sekolah-sekolah India atas biaya pemerintah berkat dinilai para juri bisa menginspirasi anak-anak India!" (Antara, 25-7)

"Ini film kedua tokoh Muhammadiyah, setelah Sang Pencerah yang berkisah tentang K.H. Ahmad Dahlan, pendiri ormas pendidikan agama itu 100 tahun lalu!" timpal Amir. "Luar biasa, film itu bisa mendunia, mengangkat reputasi film nasional!"



"Itu karena ceritanya perjuangan hidup seorang bocah yang gigih meskipun dihadang tantangan-tantangan terlalu besar buat dirinya yang kecil!" tegas Umar. "Pi'i, nama kecil Buya Syafii, adalah anak orang terpandang di nagarinya! Sang ayah menginginkan Pi'i seperti dirinya! Onga Sanusi, seorang tokoh dan guru Muhammadiyah idola Pi'i berpikir lain, ia yakin Pi'i bisa menjadi lebih dari ayahnya dengan pergi merantau menimba ilmu!"

"Tradisi merantau orang Minang—sayang anak dibuang, tak sayang anak ditimang!" sela Amir.

"Tapi kendala yang menghadang di perjalanan hidup Pi'i si anak kampung yang kecil itu bukan kepalang!" entak Umar. "Bahkan ia sampai terhenyak pada pertanyaan, terlalu mahalkah harga untuk mengejar mimpinya? Dan apakah akhirnya kehidupan bermurah hati pada mereka yang terus berusaha menggapai mimpi?"

"Cerita yang bisa menginspirasi anak-anak untuk berusaha tak kenal menyerah itu jelas amat bernilai untuk disajikan pada remaja, yang tak cukup cuma dijejali pelajaran tanpa pemahaman relevansinya buat masa depan mereka!" timpal Amir. "Karena itu, usaha mengangkat cerita demikian dalam film jelas layak dihargai dan didukung, untuk mengurangi keranjingan memproduksi film hantu bangkit dari kubur atau film-film jenis horor lain yang tak mendidik!"

"Inspirasi bagi anak-anak kampung, dalam arti pelosok dusun maupun kawasan kumuh kota, untuk bangkit dengan usaha keras yang tak kenal menyerah amat diperlukan!" tegas Umar.

"Tanpa itu, remaja cuma pasrah menunggu janji-janji pemimpin memakmurkan rakyat—yang tak kunjung terwujud!"



0 komentar: