Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Nazaruddin itu Mentimun yang Melawan Durian!


"ADA keluhan, jelas mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu buron, tapi pers tetap memberi dia peluang untuk bicara ke publik yang isinya cuma fitnah!" ujar Umar. "Pertama majalah Tempo mewawancarai Nazaruddin, info pembukanya di Koran Tempo (11-7). Disusul Metro TV (19-7), mewawancarai Nazaruddin di siaran langsung sekitar satu jam!"

"Masalahnya sederhana, pers (wartawan) selalu memihak pada yang lemah! Itu ideologi pers universal!" sambut Amir. "Contohnya, pedagang kaki lima digusur karena berdagang di bahu jalan, bisa dianggap melanggar hukum! Ketika ada perempuan tua yang digusur pingsan, kamera wartawan langsung fokus dengan narasi berita mengesankan penguasa yang menggusur itu tak punya rasa kemanusiaan karena tak memberi kesempatan dan alternatif bagi kaum lemah untuk mencari nafkah, sekadar hidup pun! Pers berpihak yang lemah lewat mengesankan buruk kebijakan penguasa, menyengsarakan rakyat!"


"Dalam kasus Nazaruddin yang tersangka buron, pers menjunjung asas praduga tak bersalah pada Nazaruddin sebagai pihak yang lemah, cuma mentimun, melawan pihak yang kuat—durian—partai berkuasa dan kekuasaan formal!" tegas Umar. "Dengan praduga tak bersalah, pers bisa saja melihat Nazaruddin selaku bendahara umum partai berkuasa sedang malang, tim fund rising yang membantu tugasnya mencari uang untuk partai terjerat KPK! Pada kemalangan nasib itu, ia justru dijadikan tumbal citra bersih partainya! Kesadaran dirinya dijadikan tumbal membuat dia merasa cuma mentimun, yang harus menjaga jarak dari durian!"

"Usahanya menjaga jarak itu dimanfaatkan media untuk mendapat eksklusivitas berita!" timpal Amir. "Bagi pers, kebenaran tidak semata pada siapa yang mengatakan! Justru emas didapat dari saringan bubuk filingan batu! Artinya, potensi kebenaran selalu ada, tergantung aparat hukum cara menyaring kebenaran dari dalamnya!"

"Potensi kebenaran informasi Nazaruddin itu justru terlihat dari pengakuan Anas Urbaningrum—Ketua Umum Partai Demokrat—bahwa saat kongres di Bandung tim pemenangannya memang ada bagi-bagi uang akomodasi dan transport kepada para pendukungnya!" tegas Umar. "Dua saksi muncul pula dari Sumut! Palar Nainggolan, mantan ketua DPD PD Sumut, menyebut banyak uang beredar di kongres Bandung. Tongam Tobing, mantan ketua DPC Tapanuli Utara, melihat teman-teman DPC pamer, berkipas gepokan uang dolar—seperti dikatakan Nazaruddin!" ***


0 komentar: