Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pengunduran Diri Sri Sultan HB X


"PENGURUS Pusat Nasional Demokrat membuat pernyataan pers tentang mundurnya Sri Sultan HB X dari ormas tersebut, baik selaku ketua Dewan Pertimbangan maupun sebagai inisiator—pendiri!" ujar Umar. "Untuk mengisi jabatan ketua Dewan Pertimbangan, ia digantikan Laksamana (Purn.) Tedjo Edhy Purdiyatno. Sedang sebagai inisiator tentu tak tergantikan karena telah tercatat dalam sejarah inisiator pendiri ormas Nasional Demokrat sebagai gerakan perubahan untuk restorasi Indonesia adalah Sri Sultan HB X dan Surya Paloh!"

"Segenap jajaran pengurus pusat menghormati sepenuhnya Sri Sultan menggunakan haknya untuk mengundurkan diri itu, karena sejatinya organisasi adalah wadah ekspresi berserikat dan berkumpul yang dijamin konstitusi!" timpal Amir. "Organisasi ini bertekad melanjutkan misinya mengabdi bagi kemajuan negara dengan program-program kepedulian bagi masyarakat, membangun kesadaran kolektif masyarakat yang majemuk, dan menggelorakan optimisme bagi rakyat, bahwa kita mampu mewujudkan masa depan yang lebih baik!"


"Terkait dengan alasan pengunduran diri Sri Sultan secara tak langsung disinggung oleh Sekjen Nasional Demokrat Syamsul Mu'arif tentang adanya unsur pengurus yang mendirikan Partai Nasdem!" ujar Umar. "Secara formal Nasional Demokrat tak pernah disingkat dengan Nasdem, hanya orang luar yang menyebutnya Nasdem! Sedang Partai Nasdem bukan kepanjangan Nasional Demokrat! Pendirian Partai Nasdem diketahui dan disetujui Ketua Umum Surya Paloh karena juga hak konstitusional setiap warga untuk melakukan gerakan perubahan melaui jalur politik! Tapi, hal ini dijadikan alasan Sri Sultan HB X untuk mundur, katanya demi menjaga independensinya!"

"Visi Sri Sultan tentang gerakan perubahan untuk melakukan restorasi Indonesia, sebagai garis perjuangan ormas Nasional Demokrat yang ia dirikan, terurai jelas dalam Dialog Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, awal tahun ini!" timpal Amir. "Intinya, dasar negara Pancasila belum diimplementasikan sesuai ideal para Bapak Pendiri NKRI! Sri Sultan fasih memerinci pokok-pokok masalahnya, dengan sendirinya mengangkat kesenjangan ideal dan realitasnya!"

"Dengan itu, selaku inisiator gerakan perubahan, jelas Sri Sultan bisa membuat kurang nyaman kelompok established—mapan!" tukas Umar. "Bisa jadi, kian banyak kelompok mapan minta kearifan Sri Sultan sebagai pengayom semua kelompok! Sri Sultan pun memenuhi fitrah eksistesialnya itu! Tapi, gerakan perubahan yang ia luncurkan telah menjadi bola salju—menggelinding dengan terus membesar!" ***


0 komentar: