Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Nazaruddin Vs ‘One Man Show’!


"KAPOK Nazaruddin!" ujar Umar. "Presiden SBY telah memerintahkan Kapolri agar membantu KPK menangkap tersangka kasus korupsi wisma atlet SEA Games Palembang itu di Singapura!"

"Apa betul Presiden memerintahkan?" tanya Amir.

"Itu ucapan juru bicara Presiden!" timpal Umar.

"Terlalu tinggi Nazaruddin diposisikan, ditangkap atas perintah langsung Presiden!" tukas Amir. "Dalam kasus-kasus TKI di Arab Saudi juga banyak pihak dari berbagai penjuru mendesak Presiden SBY mengatasinya langsung! Terkesan, sebuah negara sebesar Indonesia dengan penduduk 240-an juta, segala masalahnya hanya ditumpukan pada satu orang—one man show!"

"Kenyataannya begitu! Semua masalah bertumpu pada satu orang!" timpal Umar. "Kalau tak begitu, semua pejabat terkait lepas dari tanggung jawab! Seperti Kapolri, tanpa perintah Presiden pun tugasnya harus meringkus penjahat! Dalam kasus Nazaruddin, meski pengacaranya menakut-nakuti polisi dan KPK jika ke Singapura yang malah akan ditangkap aparat negeri itu, Indonesia 2006 telah meratifikasi Konvensi PBB menentang korupsi (United Nation Convention Againts Corruption—UNCAC). Artinya, jika jaringan UNCAC—Inter-Governmental Working Group digerakkan, Nazaruddin itu soal kecil!"


"Tapi para pejabat kita tak mengimplementasikan ratifikasi UNCAC itu secara operasional, karena para pejabat itu seperti pahat, kalau tak digetok dari belakang oleh Presiden, tak bergerak!" tukas Amir. "Nazaruddin tahu persis soal semua itu, maka dengan lantang ia seenak perutnya melontar segala tuduhan ke Tanah Air! Namun demikian, tenyata perkiraan Nazarudin meleset!"

"Perkiraan yang mana?" kejar Umar.

"Pertama, perkiraan Presiden SBY akan jaga citra, sehingga tidak akan mencampuri kasusnya yang bersimbah kotoran!" jelas Amir. "Kedua, Presiden SBY dan Partai Demokrat akan mencegah dirinya pulang ke Indonesia karena takut Nazaruddin mengungkap keterlibatan kader-kader Partai Demokrat dalam permainan kotor dirinya!"

"Perkiraan Nazaruddin meleset karena Presiden SBY tak sabar lagi dengan kegagalan tugas aparat menghentikan ocehan Nazaruddin merusak nama baik kader-kader Demokrat, hingga tak bisa lain Presiden terpaksa bermain one man show!" timpal Umar. "Tindakan Presiden SBY ini sekaligus untuk membuktikan ia berdiri paling depan menghunus pedang memberantas korupsi! Sayangnya, para pejabat bawahannya justru bersembunyi di belakangnya, memaksa Sang Presiden one man show!" ***


0 komentar: