Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Jelas, Nazaruddin Bisa 'Menghilang'!


"MANTAN Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin, hebat!" ujar Umar. "Sehari menjelang dipanggil KPK sebagai saksi (24-5), ia lebih dahulu kabur ke Singapura! Juga sebelum keluar perintah penangkapan dari Presiden SBY (1-7), menurut pihak Singapura, juga diketahui Nazaruddin telah lebih dahulu kabur dari Singapura!"

"Besar di Pekanbaru, Riau, bagi Nazaruddin soal keluar-masuk Singapura itu hal sepele!" sambut Amir. "Tapi soal setiap kali ia bisa lebih dahulu ‘menghilang’ sebelum tindakan berwajib atas dirinya—termasuk penetapan tersangka dari KPK dan perintah tangkap dari Presiden, membuktikan keunggulan jaringan yang dimiliki Nazaruddin!"

"Dengan jaringan yang unggul di Singapura, jika pemerintah mengira dengan telah mencabut paspor Nazaruddin sang buron Interpol itu akan mudah ditangkap, jelas keliru! Seperti Nunun, tersangka kasus cek perjalanan dalam pemilihan deputi senior gubernur BI, hingga kini belum tertangkap!" tegas Umar. "Konon lagi Nazaruddin dengan kekuatan uang yang lebih nyata, menurut www.extrapassport.com, lebih dari 70 negara di dunia—termasuk di Eropa—dengan 20 ribu dolar AS (setara Rp180 juta) siap memberikan paspor blangko asli, second citizenship lewat program khusus berbasis investasi! Di negara-negara dunia ketiga, hal seperti ini biasanya sukar dilacak!"


"Apalagi Nazaruddin berkelitnya dari Singapura, di sisi kiri situs Extrapassport ada serangkaian iklan second passport solutions dengan yang terbawah menawarkan tiket pesawat kabur dari Singapura langsung ke Sao Paulo, Brasil!" timpal Amir. "Di situs sama pula, tersedia buku panduan untuk mendapatkan paspor dan kewarganegaraan baru yang siap di-instant download!"

"Jadi jelas, dengan mudah Nazaruddin bisa ‘menghilang’ lewat Singapura, dan kini entah di ujung bumi mana hidup dengan identitas baru bersama keluarganya!" tegas Umar.

"Kalau itu pilihan Nazaruddin, elite Partai Demokrat yang sempat ditudingnya bisa bernapas lega, lolos dari permasalahan ruwet itu! Sebaliknya, mereka bisa dengan gagah pula ganti menuding Nazaruddin penebar fitnah yang pengecut!"

"Lain kalau Nazaruddin kepala batu, tak mau jadi tumbal yang dikorbankan sendirian hingga seperti pernah ditegaskan Anas Urbaningrum, 'Selesai berobat yang bersangkutan akan hadir memenuhi panggilan KPK!" timpal Amir. "Jika ini pilihannya, sidang dakwaan pencemaran nama baik bisa berubah menjadi pembuktian aliran uang haram Nazaruddin ke elite Partai Demokrat! Pada vonis hakimlah terletak kebenaran akhirnya!" ***


0 komentar: