KENAIKAN serentak harga sembilan bahan pokok (sembako) dan bahan-bahan kebutuhan hidup sehari-hari menjelang Ramadan dan Idulfitri, seperti yang mulai dirasakan menekan ekonomi rakyat, selalu disambut dengan pembenaran dari otoritas perekonomian!" ujar Umar. "Pembenaran dalam arti mewajarkan harga sembako naik karena Ramadan dan Idulfitri! Di balik itu, tak ada usaha yang bersifat strategis mencegah kenaikannya!"
"Memang!" timpal Amir. "Paling nanti setelah kenaikan harganya mencekik rakyat jelata, dilakukan tindakan-tindakan ad hoc seperti operasi pasar, atau malah cari simpati politik dari rakyat dengan menggelar pasar murah! Tak diperhitungkan saksama seberapa luas operasi pasar itu bisa menjangkau rakyat yang terimbas kenaikan harga, apalagi pasar murah yang digelar di lingkungan terbatas!"
"Bahkan, penambalan jalan negara (nasional), yang dilakukan musiman menjelang dan sepanjang Ramadan, tujuan utamanya memperlancar arus mudik, bukan bagian penting bagi menahan laju kenaikan harga sembako!" tukas Umar.
"Apalagi kerusakan jalan provinsi dan kabupaten yang menghubungkan kawasan produsen dengan konsumen, meski eksesnya telak pada kenaikan harga sembako, tak mendapat prioritas perbaikan untuk mencegah kenaikan harga sembako! Akibatnya, kenaikan harga sembako dan kebutuhan sehari-hari rakyat setiap Ramadan dan Idulfitri dijadikan semacam takdir yang tak bisa dihindari!"
"Semestinya tidak begitu!" timpal Amir. "Di negeri yang punya pemerintahan dengan kewajiban mengatur pengadaan dan pencukupan semua kebutuhan rakyat, bahkan hukum pasar penawaran-permintaan yang bisa memengaruhi harga harus bisa diatasinya!
Selalu menjaga kelancaran pasokan agar cukup dalam kondisi (sosio-psikologis) seperti apa pun, menjadi salah satu kunci sukses tugasnya!" "Tapi nyatanya, sarana dan prasarana pendukung untuk kewajiban itu, mulai jalan yang rusak sampai kendali harga pada produsen yang bisa menaikkan sesukanya pada masa-masa tertentu, menunjukkan fungsi pemerintah untuk itu absen!" tegas Umar. "Lihat saja di lapangan, apakah terlihat kilasan invisible hand pemerintah mengatur dan mengatasi gejolak kenaikan harga? Kayaknya jauh dari harapan! Padahal, pundi-pundi rakyat telah dirogoh sampai kandas oleh kenaikan harga musiman itu!" "Musiman! Berarti ada patokan waktu pengamanan yang harus dilakukan! Tapi setiap kali lalai dan lalai lagi!" timpal Amir. "Seharusnya bisa dibuatkan jadwal kegiatan (time schedules) untuk mencegah kenaikan harga dari segala seginya. Sehingga peluang dan alasan produsen untuk menaikkan harga tertutup rapat! Itu, kalau pemerintah di semua tingkat benar-benar bekerja dengan benar!" ***
Selalu menjaga kelancaran pasokan agar cukup dalam kondisi (sosio-psikologis) seperti apa pun, menjadi salah satu kunci sukses tugasnya!" "Tapi nyatanya, sarana dan prasarana pendukung untuk kewajiban itu, mulai jalan yang rusak sampai kendali harga pada produsen yang bisa menaikkan sesukanya pada masa-masa tertentu, menunjukkan fungsi pemerintah untuk itu absen!" tegas Umar. "Lihat saja di lapangan, apakah terlihat kilasan invisible hand pemerintah mengatur dan mengatasi gejolak kenaikan harga? Kayaknya jauh dari harapan! Padahal, pundi-pundi rakyat telah dirogoh sampai kandas oleh kenaikan harga musiman itu!" "Musiman! Berarti ada patokan waktu pengamanan yang harus dilakukan! Tapi setiap kali lalai dan lalai lagi!" timpal Amir. "Seharusnya bisa dibuatkan jadwal kegiatan (time schedules) untuk mencegah kenaikan harga dari segala seginya. Sehingga peluang dan alasan produsen untuk menaikkan harga tertutup rapat! Itu, kalau pemerintah di semua tingkat benar-benar bekerja dengan benar!" ***
0 komentar:
Posting Komentar