Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ketakadilan Media Massa pada Parpol!

"SATU televisi berita nasional Jumat lalu menayangkan berkepanjangan sampai malam dan berlanjut esok paginya berita rakernas parpol yang dipimpin oleh pemilik perusahaan televisi tersebut!" ujar Umar. "Itu menjadi justifikasi keluhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang ketakadilan media massa terhadap Partai Demokrat yang dijadikan bulan-bulanan berita tersangkut korupsi, padahal lebih banyak kader parpol lain terlibat korupsi!" "Memang sangat tak adil jika di satu sisi blocking time siang sampai malam siaran tak henti menguntungkan satu parpol, sedang di sisi lain parpol lain berbulan-bulan ditayangkan sisi negatifnya terus-terusan!" timpal Amir. "Padahal realitasnya terkait dengan kasus korupsi itu, beber SBY, untuk jajaran DPRD provinsi priode 2004—2012 oknum kader Demokrat yang melakukan korupsi hanya menduduki peringkat lima, 3,9%. Di atas Partai Demokrat ada empat partai lain dengan persentase 34,6%, 24,6%, 9,2%, dan 5,2%!" (Tempo.com, 14-6)

"Memang, di berbagai tingkat pemerintahan peringkat korupsi kader Partai Demokrat tak ada yang di puncak!" tegas Umar. "Pada tingat kabupaten/kota, kader Demokrat yang terlibat kasus korupsi 11,5%, sedangkan partai lain 27% dan 14,4%. Juga pada tingkat menteri, anggota DPR, gubernur, bupati dan wali kota, kader demokrat yang terlibat 8,6%, sedangkan partai lain 33,7% dan 16,5%." "Dari situ terlihat keluhan SBY tentang ketakadilan media itu ada benarnya!" timpal Amir. "Untuk itu, pihak media harus jujur pada dirinya sendiri, melakukan introspeksi! Seiring dengan itu, kontrol kelembagaan juga jalan, khususnya terkait dengan penggunaan frekuensi sebagai ruang publik untuk blocking time yang terlalu lama begitu! Kalau sebatas satu atau dua jam mungkin masih wajar!" "Sebaliknya, Partai Demokrat juga melakukan introspeksi, kenapa sampai menjadi bulan-bulanan pemberitaan korupsi di media massa?" tukas Umar. 

"Selain hasil itu tak terlepas dari fungsi media untuk melakukan kontrol sosial, juga tak terlepas dari janji pimpinan Partai Demokrat pada Pemilu 2009 bahwa Demokrat partai antikorupsi! Jadi, bukan soal berapa persen korupsi atau di peringkat berapa terbukti korupsi satu sen pun berarti telah mencederai janjinya sendiri!" "Penting dicatat, pemberitaan media tentang korupsi dalam jajajaran Partai Demokrat itu sebagai aktualisasi dari kekecewaan rakyat pemilih, terutama konstituen Partai Demokrat atas cedera janji antikorupsi yang seharusnya membedakannya dari parpol-parpol lain yang sarang koruptor, tetapi kenyataannya tak ada bedanya!" timpal Amir. "Rakyat kecewa terbukti Partai Demokrat juga sarang koruptor! Meskipun demikian, ketakadilan media harus dibereskan!" ***

0 komentar: