"IDE Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan untuk menggunakan sedikitnya 300 truk mengangkut gratis sepeda motor pemudik dan orangnya dinaikkan bus, jelas gagasan brilian!" ujar Umar. "Brilian, karena ide itu amat logis menekan jumlah kecelakaan pengendara motor di jalanan mudik yang dari tahun ke tahun terus meningkat!"
"Bisa dijamin tak akan terjadi kecelakaan motor pemudik saat motornya diangkut truk dan orangnya naik bus!" timpal Amir. "Tapi masalahnya, sebesar apa porsi kebijakan ini mengurangi crowded-nya motor di jalur mudik! Bukan cuma 300 truk selama musim mudik, bahkan setiap hari 300 truk setiap hari selama 7 hari mudik dari wilayah Jabotabek mengangkut motor pemudik ke arah timur—Jateng, DIY, Jatim—artinya tetap kecil!"
"Ayo kita hitung!" sambut Umar. "Satu truk membawa 50 motor, sehari 300 truk membawa 15 ribu motor. Jadi dalam 7 hari mudik 105 ribu motor! Jumlah itu jauh lebih kecil dibanding pertambahan 6,16% motor mudik dari tahun lalu 2,36 juta motor, atau menurut Kementerian Perhubungan tambah 200 ribu motor! Berarti, kebijakan tersebut tidak sedikit pun mengurangi crowded-nya motor di jalanan mudik dibanding tahun lalu!"
"Padahal di sisi lain, dengan setiap truk mengangkut 50 motor berarti ada 100 orang dewasa yang harus disiapkan dua bus gratis! Untuk 300 truk harus siap 600 bus gratis setiap hari musim mudik!" tukas Amir. "Karena tak ada penambahan bus baru atau ekstra sebanyak itu untuk angkutan mudik, berarti kebijakan ini akan memakai bus yang sedianya dipakai untuk mengangkut pemudik umum tanpa motor! Mudah dibayangkan pemudik umum di luar pemudik motor itu akan kelangkaan bus dan banyak yang telantar di berbagai terminal mudik!"
"Dengan begitu kebijakan ini menjadi kebalikan dari semboyan pegadaian—mengatasi masalah dengan menciptakan masalah baru yang lebih runyam!" tegas Umar. "Tapi bukan berarti kebijakan itu dibatalkan! Jalan terus! Karena rakyat kebanyakan sekali-sekali juga perlu menikmati pelayanan ekstra angkutan mudik gratis dari pemerintah, sekaligus orang dan motornya! Meski, berbagai kebijakan lain untuk mengamankan dan menekan angka kecelakaan pemudik motor tetap harus disiapkan!"
"Sebenarnya ada sejumlah kebijakan yang baik untuk mengamankan dan menekan kecelakaan pemudik motor! Cuma, sering tak konsisten penerapannya!" timpal Amir. "Salah satunya memandu konvoi pemudik motor! Cara ini tahun-tahun lalu terkesan dilakukan secara dadakan sehingga kurang persiapan! Padahal kalau dipersiapkan dengan baik, aturan konvoi seperti jarak antarkendaraan ke depan, kiri dan kanan, serta kecepatan sudah disosialisasi, tertib dan aman mudik bermotor bisa diwujudkan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar