"WARGA sebuah perumahan baru di Hajimena dalam tampak paranoia—ketakutan—pada kondisi keamanan yang buruk!" ujar Umar. "Perumahan dibangun sepanjang jalan lintas desa beraspal, setiap baris rumah berhadapan diberi jalan masuk dari jalan aspal! Tapi semua jalan masuk ke barisan rumah dari jalan aspal yang membuat lokasinya strategis itu malah ditutup warga dengan portal-palang besi terkunci 24 jam! Mereka keluar-masuk kompleks itu dari belakang, menyeberang sungai dan gang sempit tembus ke Kelurahan Rajabasa Raya!"
"Begitulah paranoia pada keamanan daerah yang buruk. Warga tak peduli juru bicara Polda Lampung setiap kali menyatakan keamanan provinsi ini kondusif!" timpal Amir. "Warga memilih membentengi diri dari kejahatan hit and run di jalan aspal lintas desa yang mulus itu! Lebih baik berusaha mencegah terjadinya kejahatan terhadap komonitasnya, ketimbang menyesali diri setelah jadi korban!"
"Di balik itu masalahnya, bagaimana kita bisa meyakinkan investor dari luar Lampung, atau malah dari luar negeri, kalau kepada warga sendiri saja tak mampu membuat mereka merasa aman tanpa ketakutan pada ancaman penjahat yang sering lolos dari kejaran polisi!" tukas Umar.
"Biang masalahnya justru pada praanggapan yang mewajarkan merebaknya kejahatan bermotif kesulitan ekonomi! Padahal, bermotif apa pun kejahatan tak boleh terjadi! Karena, bermotif apa pun kejahatan merugikan masyarakat, terutama korbannya, membuat kondisi keamanan tidak kondusif!"
"Untuk itu, bukan polemik kondisi keamanan kondusif atau tidak yang diperlukan, tapi penanggulangan nyata terhadap kejahatan yang harus digalakkan, baik oleh kepolisian maupun masyarakat!" timpal Amir.
"Polisi secara maksimal mengerahkan jajarannya untuk mencegah kejahatan dengan menyebar sniper di lokasi-lokasi rawan, patroli silang berbagai kesatuan untuk membuat warga merasa lebih tenteram, serta membina masyarakat untuk lebih waspada dan mampu melindungi komunitasnya dari ancaman penjahat! Tentu, dengan pengamalan peran binmas kepolisian itu, pengamanan swadaya warga dengan siskamling diaktifkan kembali hingga efektif mengatasi ancaman kejahatan!" "Menjelang Lebaran masa yang tepat untuk itu!" tegas Umar. "Warga tak boleh pasrah pada kejahatan bermotif apa pun!" ***
"Polisi secara maksimal mengerahkan jajarannya untuk mencegah kejahatan dengan menyebar sniper di lokasi-lokasi rawan, patroli silang berbagai kesatuan untuk membuat warga merasa lebih tenteram, serta membina masyarakat untuk lebih waspada dan mampu melindungi komunitasnya dari ancaman penjahat! Tentu, dengan pengamalan peran binmas kepolisian itu, pengamanan swadaya warga dengan siskamling diaktifkan kembali hingga efektif mengatasi ancaman kejahatan!" "Menjelang Lebaran masa yang tepat untuk itu!" tegas Umar. "Warga tak boleh pasrah pada kejahatan bermotif apa pun!" ***
0 komentar:
Posting Komentar