Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Mau Dusta Putih atau Dusta Biru?

SEORANG pria berlari menghunus pisau dan menanya kakek, "Lari ke mana dia?" Tanpa bicara, kakek mengisyaratkan tangannya menunjuk ke kanan. Pria itu pun memacu larinya ke arah yang ditunjuk kakek. Melihat itu, cucu mendekati kakek dan berbisik, "Kata Kakek kita tak boleh berdusta! Ternyata Kakek baru saja berdusta! Kan orang yang dia kejar tadi lari ke arah kiri!" "Untuk menyelamatkan orang dari pembunuhan, kita boleh berdusta!" jawab kakek. "Dusta putih namanya! Bayangkan kalau kakek tunjuk ke arah yang benar pada orang yang memburu untuk membunuhnya, sekarang mungkin sudah terjadi pembunuhan di gang rumah kita! Dengan dusta putih itu juga kita menyelamatkan masyarakat dari gangguan keamanan di lingkungan permukimannya!" "Tapi kenapa Kakek sering menggerutu setiap kali seseorang yang usai diperiksa KPK Kakek tuduh dia berdusta?" tukas cucu. "Bukankah orang-orang itu juga menyelamatkan seseorang atau malah banyak orang dari kesulitan?"

"Mereka berdusta untuk menutupi kejahatan!" kilah kakek. "Kesulitan yang dihadapinya juga akibat melakukan kejahatan luar biasa—extraordinary crime, korupsi! Jadi dustanya itu merupakan kejahatan di atas kejahatan!" "Kan belum pasti kejahatan korupsinya benar dilakukan! Masih dalam penyelidikan!" timpal cucu. "Lagi pula dia memberi keterangan tidak di bawah sumpah, tak ada sanksi hukumnya! Daripada menyulitkan diri sendiri dan teman-temannya yang mungkin terlibat, berdusta justru merupakan pilihan terbaiknya!" "Kalau yang begitu, namanya dusta biru!" jawab kakek. "Biru itu warna netral di screen kamera televisi atau film! 

Suatu berita atau cerita yang direkam dengan latar belakang warna biru, nantinya bisa diisi dengan gambar latar belakang yang diinginkan! Jadi, gambar yang diisikan ke screen biru itu cuma dusta, bukan latar sebenarnya! Terkait dusta biru, hanya Tuhan yang tahu kebenarannya! Sedang gambar apa yang akan ditampilkan pada layar biru di balik dusta dalam kasus kejahatan luar biasa itu nantinya terserah KPK, polisi, atau jaksa yang wajib membuktikan kebenaran korupsinya!" "Kalau begitu, dusta biru bisa berguna dan bisa juga sia-sia!" sambut cucu. "Berguna kalau KPK, polisi, atau jaksa gagal membuktikan korupsi atau kejahatannya! Dusta itu sia-sia kalau aparat hukum tangguh bisa mendapatkan cukup bukti kuat atas korupsi yang dilakukan!" "Sejauh ini, setiap kasus korupsi yang statusnya sudah ditetapkan KPK ke tingkat penyidikan, tak ada koruptor yang lolos dari jerat hukum!" tegas kakek. "Karena itu, biarkan mereka berdusta biru, rakyat menanti hasil akhir kerja KPK!" ***

0 komentar: