"PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu mengimbau para menteri kabinetnya untuk fokus mengurus kementeriannya daripada mengurus partai politik yang dipimpinnya!" ujar Umar. "Teguran Presiden itu layak diapresiasi, karena kalau menteri-menteri yang di partainya sebagai tokoh sentral, tanpa kehadiran dirinya, partai bak tubuh tanpa kepala, jelas tugas kementerian terpaksa cuma bisa dilakukan secara sambilan!" "Kabinet partisan, kabinet yang terdiri dari tokoh-tokoh partai, konsekuensinya memang bisa menjadi pemerintahan sambilan!" timpal Amir. "Sayangnya, itu bukan cuma dilakukan sejumlah menteri yang juga ketua umum atau wakil ketua umum partai politik! Tak kepalang, presidennya juga tokoh sentral partai berkuasa yang emosionalitasnya terlihat lebih menonjol ketika bicara mengenai partainya ketimbang saat bicara soal pemerintahan!"
"Ikatan emosional politisi lebih kuat pada partainya ketimbang jabatan formalnya di pemerintahan itu wajar!" tukas Umar. "Sebab, partai merupakan sumber kekuasaan pertama dan utama baginya, bagai sekoci yang ia kayuh mencapai kapal besar—pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif! Banyak contoh politisi yang kurang perhatian pada partainya, sekocinya tenggelam dan akhirnya si politisi tersingkir dari percaturan politik nasional!" "Itu sebabnya, tak sedikit politisi yang tidak kepalang dalam mengeksploitasi jabatannya di pemerintahan untuk kepentingan partainya!" timpal Amir. "Komitmennya pada partai itu bisa ditunjukkan dengan membangun kantor partainya yang megah di lokasi strategis, dan itu sekaligus membuktikan pentingnya meraih jabatan pemerintahan demi kejayaan partai!"
"Kecenderungan menteri kerja sambilan dan eksploitatif atas kekuasaan di pemerintahan itu juga merambat ke daerah, terutama pada ketua partai yang merangkap kepala daerah!" tegas Umar. "Artinya, dalam kekuasaan kaum partisan, selain menjadikan jabatan formal pemerintahan sebagai sumber daya bagi pemenangan partainya, secara nasional tugas pemerintahan juga selalu cuma sambilan karena selalu lebih mengutamakan perhatian bagi kemenangan partainya pada pemilu!" "Itu mungkin salah satu penyebab penting kenapa kehidupan sosial ekonomi rakyat kebanyakan tak berkembang sepesat peningkatan jumlah anggaran negara dan daerah!" timpal Amir. "Karena, anggaran itu tak selalu mulus sampai ke rakyat, tapi lebih banyak berputar di proses politik!" ***
0 komentar:
Posting Komentar