“HARGA sawit tandan buah segar (TBS) pada pengumpul amat rendah—di Me- suji Rp300/kg dan di Way Kanan Rp350/ kg—sehingga pendapatan petani sawit berlahan di bawah 2 hektare tak cu kup untuk memenuhi kebutuhan hidup ke- luarganya!” ujar Umar.
“Para petani sawit terpaksa men- cari pekerjaan lain, jadi buruh harian mengerjakan apa saja!”
“Derita itu khusus dialami petani sawit rakyat yang tidak ada kerja sama dengan perusahaan terkait perkebunan inti rakyat (PIR), dan tak ada kontrak dengan pabrik!” timpal Amir. “Anehnya, peraturan menteri atau sejenisnya tak ada yang mengatur harga terendah TBS dari sawit rakyat jenis ini, setidaknya begitu kata pihak pabrik yang mengesampingkan giliran masuk pabrik truk sawit rakyat!”
“Akibat truk sawit rakyat dikesampingkan pelayanannya oleh pabrik, ada yang sampai berhari- hari antre tetap tak bisa masuk, pindah antre ke pabrik lain nasibnya sama, hingga akhirnya TBS busuk di truk dan ha- rus dibuang!” tegas Umar. “Sedihnya, sampai sejauh itu derita para petani sawit rakyat (non-PIR), tak terlihat perhatian dari pemerintah daerah maupun wakil rakyat di legislatif setempat! Bah- kan, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi saja tidak, apalagi berusaha melakukan mediasi pihak-pihak terkait untuk membantu nasib petani yang terpuruk!”
“Mungkin karena pejabat daerah maupun para wakil rakyat berasumsi jatuhnya harga minyak sawit akibat kri- sis Eropa, hingga mereka tak mampu mengatasi masalah- nya karena pusaran krisisnya jauh dari jangkauan, me- reka pun pura-pura tak tahu nasib malang petani sawit rakyat!” tukas Amir.
“Artinya, mereka tak mau masuk perangkap—terlanjur masuk tapi tak bisa menyelesaikan masalah—seperti ba- nyak kasus yang tak kunjung bisa diselesaikan!” “Untuk menyelesaikan masalah petani sawit secara ide- al memang sulit!” timpal Umar.
“Tapi upaya mengurangi penderitaan petani bukan hal mustahil! Misalnya, kalau sawit petani PIR masih dibayar di atas Rp1.000/kg TBS se- suai aturan menteri atau sejenisnya, kenapa sawit rakyat cuma Rp300? Menghitungnya seperti apa? Lalu perjuang- kan, sawit rakyat di atas Rp500/kg TBS!” “Tapi masalahnya, bisa jadi wakiil rakyat ogah repot ngurus rakyat?” tukas Amir. “Lebih asyik ongkang-ong- kang menikmati kekuasaan!” ***
0 komentar:
Posting Komentar