"JUMLAH sapi di Lampung dalam catatan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan provinsi, ada 742 ribu ekor di kandang rakyat dan 100 ribu ekor di
tujuh usaha penggemukan sapi!" ujar Umar. "Karena itu, aneh kalau untuk
konsumsi daging 3.000 ekor sapi sebulan atau 36 ribu sampai 40 ribu
ekor sapi per tahun, Provinsi Lampung sempat kelangkaan pasokan sapi
untuk dipotong hingga harga daging sapi meroket sampai Rp100 ribu/kg!"
"Jumlah sapi dalam catatan itu mungkin betul, utamanya sapi rakyat!"
timpal Amir. "Tapi, bagi mayoritas warga desa Lampung, utamanya keluarga
transmigran, sapi merupakan aset 'bergengsi'! Jumlah sapi di kandang
seseorang menjadi salah satu ukuran sukses, tak kepalang sampai terkabar
ke desa asal di Jawa! Orang yang bisa punya sapi lebih lima induk, di
Jawa dikagumi karena di desa asalnya itu jarang orang punya sapi lebih
dari lima induk! Jadi, ia lebih sukses dari orang sukses di desa asal!"
"Tepatnya, jumlah sapi juga menjadi penopang status sosial!" tegas Umar.
"Sehingga, sebagai aset penentu gengsi itu, mereka tak mainkan menurut
hukum ekonomi—kalau harganya naik dijual! Tapi sebagai penopang gengsi
pula, baru menjual sapinya kalau untuk peningkatan gengsi atau status
sosial keluarga, seperti buat membayar uang kuliah anak, menikahkan
anak, dan sejenisnya!"
"Karena itu, hanya berpikir kuantitatif jumlah sapi di daerahnya cukup
besar, atau secara ekonomis ketika harga tinggi warga akan menjual
sapinya, bisa keliru! Akibatnya, kelangkaan pasokan sapi terjadi di
daerah lumbung sapi!" timpal Amir. "Kekeliruan juga mungkin terjadi pada
perkiraan atas sapi di usaha penggemukan! Dalam kondisi normal, dua
usaha penggemukan yang besar seperti GGLC dan Santori masing-masing bisa
25 ribu ekor! Sedang lima penggemukan lainnya bisa masing-masing 10
ribu sampai 15 ribu ekor!"
"Dalam kondisi normal memang bisa lebih 100 ribu ekor!" potong Umar.
"Tapi sejak impor sapi bakalan dipangkas 40 persen, tinggal 60-an ribu
ekor, per bulan 5.000 ekor. Dari situ cuma sebagian kecil untuk Lampung
karena kontrak terpenting pasokan mereka justru buat kota-kota besar di
Jawa dan Sumatera!"
"Jadi, untuk menjamin pasokan, harus merujuk langsung usaha penggemukan sapi!" tegas Amir. "Tak hanya dengan mengira-ngira!" ***
0 komentar:
Posting Komentar