"SELASA 6 November ini rakyat AS memilih presiden, calonnya petahana Barrack Obama dari Partai Demokrat versus Mitt Romney dari Partai Republik!" ujar Umar. "Obama kampanye Obamanomic, realitas ekonomi AS empat tahun ia memerintah! Kampanye Romney membuka 12 juta lapangan kerja baru empat tahun ke depan dan menyalahkan berbagai kebijakan Obama, oleh Obama dijuluki Romnesia, idea orang amnesia—lupa ingatan!"
"Kubu Obama menilai kampanye Romney muluk dan berlebihan, lupa kebijakan Partai Republik di bawah Presiden Bush Jr. dua priode jabatan 2000—2008 mengakibatkan buble ekonomi—ekonomi gelembung sabun—ekonomi AS ambruk dan memicu resesi global!" timpal Amir. "Akhir 2008, saat terpilih sebagai presiden, Obama menerima puing kehancuran ekonomi AS dengan segala realitas buruknya! Empat tahun memerintah, Obama menata sepotong demi sepotong puzzle yang rusak, menggerakkan roda ekonomi dengan piece meal engineering berbasis penguatan jaminan sosial kepada mayoritas warga korban krisis 2008 yang kehilangan pekerjaan dan rumah!"
"Penguatan dan perluasan jaminan sosial itu secara kualitatif dan kuantitatif, dilakukan bertahap sesuai perkembangan ekonomi dan fiskal!" tegas Umar. "Sampai akhirnya, tanda-tanda berakhirnya resesi global muncul, di mana pada triwulan III 2012 ekonomi AS tumbuh 2%! Seiring itu, September 2012 tercatat pula terbukanya 171 ribu lapangan kerja baru dalam sebulan!"
"Namun, bukan berarti Obama tak gagal dalam beberapa hal!" timpal Amir. "Antara lain, janji Obama memulangkan semua tentara AS dari Irak setelah dua tahun ia memerintah, hingga sekarang belum terwujud! Di Afghanistan, kehadiran militer sekutu AS justru kian intensif dengan front Taliban merembet ke Pakistan! Sedangkan dalam musim semi di Timur Tengah karena terlalu berorientasi melindungi kepentingan Israel, AS gagal dalam mengawal bangkitnya demokrasi dan civil society—Mesir kembali tercekam kekuasaan militer, Libya menjadi arena geng-geng bersenjata!"
"Kelemahan Obama itu bisa membuat amnesia merebak di warga AS hingga memilih Romney!" tegas Umar. "Sejarah mengisyaratkan, pemilih AS juga tak terjamin sepenuhnya rasional!" ***
0 komentar:
Posting Komentar