"PETAHANA Barrack Obama terpilih kembali memimpin AS hingga 2016!" ujar Umar. "Ia menang di 273 electoral college (dapil) dengan kepastian kemenangan 270, saat lawannya dari Partai Republik Mitt Romney baru meraih 203! Jumlah electoral college 538."
"Itu beda Pemilihan Presiden AS dengan kita!" sambut Amir.
"AS memakai sistem electoral vote, kemenangan ditentukan berdasar jumlah dapil (electoral college) yang dimenangkan! Sedangkan kita memakai sistem popular vote, jumlah pemilih terbanyak!"
"Kampanye Obama untuk mempertahankan jabatannya periode kedua tampak tak sengotot saat merebut untuk masa jabatan pertama!" tegas Umar. "Termasuk Partai Demokrat yang mengusungnya tak bekerja keras sehingga untuk kursi DPR (house of representative) dan Senat yang dilakukan bersamaan dengan pilpres, justru lebih banyak calon Partai Republik yang menang!"
"Itu bisa terjadi karena swing voters (pemilih di luar pendukung fanatik Partai Demokrat atau Republik) objektif menilai Obama dan kabinetnya bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat AS!" tegas Umar. "Hasilnya memang tak spektakuler, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2012 hanya 2%, tetapi oleh swing voters dinilai itulah prestasi terbaik yang bisa dicapai negerinya yang tertatih-tatih bangkit dari puing-puing kehancuran ekonomi peninggalan Bush Jr. Sedangkan kalau calon anggota DPR dan Senat dari Partai Demokrat banyak yang kalah, bisa jadi karena di negara bagian bersangkutan kapasitas dan kualitasnya kalah dari calon Partai Republik!"
"Itu bedanya swing voters (pemilih berayun) dengan massa mengambang di negeri kita!" timpal Amir. "Kekhasan massa mengambang kita bukan objektivitasnya, tetapi kepentingan sesaatnya! Karena itu, kalau di AS presidennya menang, calon anggota DPR-nya bisa kalah, di sini nasib calon legislatif semua tingkat lebih ditentukan calon presidennya, karena pemenuhan kepentingan sesaat pemilih terpaket menjadi satu dengan calon presiden!"
"Setelah menang untuk masa jabatan kedua, Presiden AS memprioritaskan agenda masa jabatan pertama yang belum tuntas!" tegas Umar. "Di sini, agendanya melanggengkan kekuasaan ke masa depan! Akibatnya, banyak tokoh partai berkuasa terlibat korupsi!" ***
0 komentar:
Posting Komentar