"OOM Pasikom, karikatur Kompas (24-11), menampilkan sosok-sosok bermuka badak memakai emblem (bros identitas) bergambar gedung DPR di dada jasnya dan meneteng tas bertulisan ‘Studi Banding Insinyur!’" ujar Umar.
"Karikatur itu terkesan mendorong pembaca untuk mengasumsikan orang-orang bermuka badak itu anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR yang melakukan studi banding ke Jerman dan Inggris untuk menyusun UU Insinyur!"
"Tapi, kenapa digambar bermuka badak dengan emblem dan tasnya itu, padahal muka badak dalam bahasa masyarakat kita berarti orang yang tak punya rasa malu?" timpal Amir.
"Mungkin karena pimpinan DPR baru dua bulan mencanangkan moratorium (penghentian) studi banding anggota DPR ke luar negeri, tapi mereka tanpa rasa malu sedikit pun melanggar ketentuan pimpinan lembaga tersebut!" tukas Umar. "Kenyataan itu bisa saja membuat Oom Pasikom berkesimpulan mereka sudah masuk kategori bermuka badak seperti dimaksud ungkapan umum bahasa masyarakat!"
"Selain itu, apa alasan yang memadai membuat mereka bermuka badak?" tanya Amir.
"Banyak!" jawab Umar. "Antara lain, pertama, hal yang telah menjadi buah bibir masyarakat, studi banding anggota DPR sebenarnya hanya untuk jalan-jalan belanja dan bersenang-senang ke luar negeri dengan menghamburkan uang rakyat, sedang mayoritas rakyat yang uangnya dihabiskan itu hidupnya sengsara!"
"Alasan selanjutnya?" kejar Amir.
"Setiap anggota DPR itu mendapat tunjangan komunikasi besar, jutaan rupiah!" lanjut Umar. "Dengan fasilitas sebesar itu, seharusnya mereka bisa mendapat lewat internet segala macam data terkait RUU yang mereka bahas!
Apalagi setiap anggota DPR dilengkapi staf khusus (ahli), mengakses internet jadi bukan masalah—dibanding remaja dengan pulsa ketengan bisa puas berselancar di internet!"
"Bagaimana mengakses materi UU Insinyur berbahasa Jerman di internet kalau anggota DPR tak tahu bahasa Jerman?" sergah Amir.
"Lebih konyol lagi orang yang tak tahu bahasa Jerman berkunjung ke Jerman! Tak bisa bicara dengan orang di sekitarnya, jadi seperti rusa masuk kampung!" tegas Umar. "Dan kalau yang jadi rusa masuk kampung itu anggota DPR, wakil rakyat, jelas mereka telah membuat rendah harkat rakyat Indonesia di mata dunia!" ***
0 komentar:
Posting Komentar