Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hugo 'Comandante' Chavez Wafat!

"RAKYAT Venezuela ke luar rumah berhimpun ke jalanan, dengan tangis sungguhan meratapi wafatnya presiden mereka Hugo Chavez, Selasa (5-3), pukul 16.25 waktu setempat!" ujar Umar. "Menurut CNN, Wakil Presiden Nicolas Maduro juga meneteskan air mata saat mengumumkan wafatnya Chavez di jaringan televisi nasional!" 

"Wajar kematian Chavez ditangisi rakyatnya, terutama warga miskin, karena merupakan kenyataan penghasilan minyak bumi Venezuela diprioritaskan buat membangun perumahan, pendidikan, dan kesehatan warga miskin negerinya!" timpal Amir.

"Itu sebabnya, menurut televisi Euro News yang breaking news wafatnya Chavez sepanjang hari Rabu, kepemimpinan Chavez yang meski diraih lewat pemilu itu disebut Revolusi Bolivar, intinya revolusi bagi kaum miskin!" 

"Prioritas itu membuat, meski masuk 10 besar negara penghasil minyak dunia, Karakas dan Venezuela umumnya tidak kinclong dengan proyek mercusuar!" tegas Umar. "Berbagai televisi—Aljazeera, BBC, CNN—menayangkan situasi Venezuela hari terakhir yang didominasi mobil tua! Ini salah satu ekses sejak awal usahanya merebut kekuasaan, Chavez telah mempromosikan pembersihan korupsi di negaranya—dan nasionalisasi perusahaan yang tak berorientasi kepentingan nasional!" 

"Praktiknya setelah ia berkuasa ialah land reform dan renegosiasi bagi hasil dengan perusahaan tambang asing, di bawah tekanan kalau menolak perusahaannya dinasionalisasi!" timpal Amir. "Itulah gaya Hugo Chavez, lahir 28 Juli 1954, anak kedua guru sekolah dasar di Sabaneta, lulusan akademi militer yang dijuluki El Comandante karena sejak pangkat letnan kolonel telah melakukan kudeta tapi gagal dan masuk penjara militer! Nyali Chavez memang luar biasa besar, hingga bersama Castro, Khadafi, dan Ahmadinejad membentuk poros anti-Amerika Serikat, antikapitalis, dan anti-Smith (anti-Yahudi)!" 

"Maka itu, untuk kepentingan nasional (demi rakyat) ia tak peduli tanah siapa menganggur dibagikan ke rakyat, perusahaan asing tak ikut ketentuannya dinasionalisasi! Sebaliknya, perusahaan negara yang merongrong dan jadi sarang korupsi diprivatisasi!" tegas Umar. 

"Itu yang membuat rakyat Venezuela benar-benar menangisi kepergiannya! Dengan semua itu orang luar menyebutnya otoritarian populer! Penguasa otoriter yang merakyat!" ***

0 komentar: