"KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh di Pekanbaru menyatakan Indonesia mengalami social distrust—ketidakpercayaan sosial!" ujar Umar. "Rakyat tak percaya pemimpin, para pemimpin saling mencurigai! Kata Surya hal itu tak sehat, tak bisa membangun bangsa di atas ketakpercayaan dan saling curiga! Ini bukan kesalahan satu partai atau golongan, tapi kesalahan kita semua!" (Metro TV, 10-3)
"Pernyataan Surya itu merupakan keprihatinan masyarakat luas selama ini, terutama karena ketidakpercayaan sosial itu jadi prima causa—penyebab utama—merebaknya banyak konflik dalam masyarakat!" timpal Amir.
"Serangan tentara ke Mapolres OKU pekan lalu, atau juga serangan warga ke polsek yang acap terjadi, bertolak dari social distrust itu, khususnya ketakpercayaan masyarakat pada polisi dalam menangani kasus hukum!"
"Ketidakpercayaan warga kepada politisi dan birokrat bahkan menjadi dasar beraneka demo yang tak henti dilancarkan berbagai kelompok warga!" tukas Umar. "Karena itu, pernyataan Surya Paloh tentang social distrust sewajarnya mendorong usaha bersama mencarikan jalan keluarnya demi kepentingan bersama membangun negara-bangsa! Jika social distrust tidak dicarikan solusinya, bisa menjadi prima causa konflik sosial atau malah konflik politik lebih besar dan lebih serius lagi!"
"Bercokolnya social distrust itu berkembang jadi sinisme rakyat pada pemimpin (utamanya politisi dan birokrat) serta saling curiga sesama pemimpin bangsa, telah membuat kehidupan bernegara-bangsa terasa tak kondusif, dengan suasana ketegangan di sana-sini!" tukas Amir.
"Sialnya, suasana demikian yang mencekam kalangan pemimpin bukan diusahakan untuk dikurangi, melainkan justru dipertajam lewat pernyataan terbuka—seperti usaha menjegal Abu Rizal Bakrie dan Prabowo dalam pilpres!" "Semangat jegal-jegalan dari balik panggung demokrasi itu menyedihkan!" timpal Umar.
"Gaya permainan politik begitu harus diakhiri untuk mereduksi saling curiga para pemimpin! Sedang untuk menumbuhkan lagi kepercayaan rakyat pada politisi dan birokrat secara umum, dimulai dari perekrutan awalnya yang terjamin serta tepercaya bersih dan kualitatif! Rakyat punya indera keenam untuk mengetahui baik-buruknya proses rekrutmen! Retorika menutupi kebusukan proses itu justru mempertinggi distrust rakyat kepada politisi dan birokrat!" ***
0 komentar:
Posting Komentar