"MENANGGAPI langkanya BBM subsidi utamanya solar di banyak daerah, bahkan ada antrean kendaraan sampai menginap di SPBU, Vice President Corporate Pertamina Ali Mudakir menegaskan Pertamina takkan memperlonggar pasokan BBM subsidi!" ujar Umar.
"Pertamina tetap memperketat pasokan BBM subsidi sesuai anggaran 2013!" (Metro TV, 16-3: 11.05).
"Kuota BBM subsidi 2013 45 juta kiloliter, setara realisasi 2012, takkan cukup mengingat pertambahan kendaraan baru per tahun lebih 5%!" sambut Amir.
"Namun, kuota ditetapkan demikian dengan asumsi kebutuhan BBM pertambahan kendaraan itu bisa dikompensasi dengan mewajibkan mobil dinas (pelat merah) memakai BBM nonsubsidi, juga kendaraan di sektor perkebunan dan pertambangan tidak boleh memakai BBM subsidi! Realitasnya, pembatasan itu tak jalan, bahkan fasilitas pelayanannya juga belum cukup tersedia!"
"Jadi, kelemahan kendali dan pelayanan untuk pembatasan BBM subsidi terhadap mobil pelat merah dan kendaraan sektor perkebunan dan pertambangan itu berimbas pada kekurangan pasokan BBM subsidi buat yang berhak atas subsidi!" tegas Umar.
"Tapi begitulah akibat kelemahan para pemimpin negeri kita di pusat, segalanya hanya didasarkan pada perhitungan di atas kertas, kalau begini dibuatkan aturan kompensasi begitu akan beres sendiri!"
"Kenyataan di lapangan jauh berbeda!" potong Amir.
"Perhitungan cuma berandai-andai tanpa penyiapan mekanisme operasional bersanksi keras sama sekali tak jalan! Akibatnya, mereka yang berhak atas subsidi, seperti sopir truk, dibuat sengsara harus antre berlama-lama (kadang sampai menginap di SPBU) dengan muatan mudah membusuk di atas truknya!"
"Untuk mengatasi keterbatasan pasokan BBM subsidi itu agar tak sampai menjadi krisis BBM di daerah ini, Pemprov Lampung memang harus proaktif membuat hitungan berapa BBM diperlukan dan harus diperjuangkan, bukan hanya menunggu kuota yang bakal diterima!" tegas Umar.
"Hitungan kebutuhan nyata secara proaktif dari Pemprov itu penting karena Lampung dilalui tiga jalan lintas Sumatera (barat, tengah, timur) melayani kendaraan yang lintas, bahkan untuk solar kebutuhan kendaraan yang lintas bisa sebesar kendaraan lokal! Jika cuma menunggu kuota yang lazim didasarkan jumlah kendaraan lokal, krisis BBM Lampung bisa lebih cepat dan lebih serius!" ***
0 komentar:
Posting Komentar