"SENJATA makan tuan! Kepolisian yang melepas banyak senjata api di masyarakat lewat izin yang diberikannya, senjata api itu digunakan untuk membunuh polisi sendiri!" ujar Umar. "Di Tangerang, menjelang dan usai Lebaran, sudah empat polisi jadi sasaran penembakan, tiga tewas satu dirawat dengan luka serius!"
"Korban terakhir Jumat (16-8) malam pukul 22.50, Aiptu Koes Hendratmo dan Bripka Ahmad Maulana saat patroli berboncengan naik motor di Pondok Aren tewas ditembak orang dari mobil sejenis Avanza!" timpal Amir. "Aiptu Koes tertembak di dada, sedang Bripka Maulana di kepala! Ketepatan penembakan dari tempat bergerak pada sasaran bergerak menunjukkan pelaku cukup ahli menggunakan senjata api!"
"Nasib serupa dialami Aiptu Dwiyana yang tewas tertembak oleh orang tak dikenal di Pamulang sebelum Lebaran!" lanjut Umar.
"Semua anggota polisi itu jadi korban saat tugas dan berpakaian dinas! Hingga sempat keluar gagasan dari pimpinan Polri agar polisi yang jalan keluar markas tak mengenakan baju dinas!"
"Gagasan itu baik, tapi mengesankan polisi takut pada penjahat! Kesan itu yang tak boleh terjadi!" timpal Amir. "Untuk itu, diharapkan polisi bisa secepatnya memastikan modusnya, kenapa polisi Tangerang jadi giliran ditembaki setelah polisi Solo dan Poso!
Serangan terhadap polisi di Solo dan Poso dilakukan teroris! Apakah teroris juga sudah merebak ke Tangerang?"
"Tangerang punya lebih banyak kemungkinan!" tegas Umar. "Selain bisa saja pelakunya teroris, Tangerang juga tempat paling banyak bandar narkoba ditangkap dan digulung bersama pabriknya! Sehingga Tangerang jadi tempat terbanyak bandar narkoba divonis mati!"
"Berbagai kemungkinan itu selalu terbuka, tapi tugas terpenting bagi polisi—terutama untuk melindungi diri mereka sendiri—adalah usaha mengurangi jumlah peredaran senjata api dalam masyarakat!" tukas Amir. "Untuk olahraga dibatasi dengan penyimpanan di gudang lapangan tembak!
Untuk perlindungan diri hanya pada tokoh terbatas yang benar-benar pantas dan dipercaya tak menyalahgunakan senjata api—bukan asal bisa membayar dengan harga tinggi pada polisi, bisa memiliki senjata api!
Salah polisi sendiri kalau akibat banyaknya senjata api beredar berdasar tarif pemilikan, yang jadi korban malah polisi sendiri!" ***
0 komentar:
Posting Komentar