"INFLASI Juli 2013 menurut BPS Kamis (1-8) mencapai 3,29%, inflasi bulanan tertinggi sejak 1998!" ujar Umar. "Dengan itu inflasi tahun kalender (Januari—Juli 2013) jadi 6,75%, dan inflasi year on year (Juli 2013 terhadap Juli 2012) jadi 8,61%! Artinya, mudik Lebaran kali ini harus berusaha hemat, karena biaya hidup yang harus dipikul usai Lebaran jadi tambah berat!" (ROL, 1-8)
"Kebiasaan mudik sebagai unjuk sukses di kota hingga selama di desa menghamburkan uang untuk hal-hal tak penting, seperti adu besar mercon atau adu tinggi luncuran bunga api, harus dihentikan!" timpal Amir. "Gaya Lebaran menghabiskan tabungan setahun untuk mudik beberapa hari di kampung, tak sesuai lagi dengan beban hidup yang semakin berat!"
"Itu terjadi akibat pemerintah memaksakan diri dalam mengambil kebijakan yang tak tepat waktu!" tegas Umar. "Menaikkan harga BBM 44 persen pada tahun ajaran baru, menjelang puasa Ramadan dan Idulfitri! Orang bodoh pun tahu telaknya akibat kebijakan itu pada kenaikan harga dan inflasi, tambahan beban biaya hidup yang harus dipikul rakyat!"
"Tapi saat menimbang mana lebih penting tambah berat beban hidup yang dipikul rakyat atau benefit buat penguasa dari kebijakan itu, ternyata pemerintah memilih lebih penting benefit buat penguasa!" tukas Amir. "Kebijakan salah mongso (tak tepat waktu) dipaksakan tanpa peduli itu mengorbankan rakyat, seperti terbukti pada inflasi tinggi yang harus dipikul rakyat itu!
Benefit dimaksud, kesempatan bagi-bagi bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang mendongkrak naik popularitas penguasa dan partainya, mengulang cara sukses Pemilu 2009!"
"Celakanya, dampak kebijakan salah mongso itu bukan cuma inflasi tinggi yang menambah berat beban hidup rakyat, melainkan juga menggerus pertumbuhan ekonomi sehingga dari Bank Indonesia sampai Bank Dunia dan lembaga lain mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari semula 6,8%, jadi di bawah 6%!" timpal Umar.
"Maka itu hindari foya-foya selama mudik, dengan berhemat dan bersikap prihatin! Terutama prihatin pada pemerintah yang telah memilih mengorbankan rakyat dan pertumbuhan ekonomi demi benefit buat penguasa dan partainya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar