Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Sedih Berpisah dengan Ramadan!

"NENEK kok murung?" tukas Cucu. "Ayo senyum semua cucu sudah datang mudik kemari!" "Aku sedih berpisah dengan Ramadan!" jelas Nenek. 

"Bisa jadi ini terakhir Nenek bertemu Ramadan yang penuh rahmat dan ampunan-Nya! Apa jadinya kalau sebelum Ramadan berikutnya Nenek berbuat dosa, padahal tak jumpa Ramadan lagi untuk mendapatkan ampunan-Nya lewat ibadah Ramadan?" 

"Yakinlah, Nek, dari banyak Ramadan Nenek lalui, tabungan Nenek sudah cukup untuk bekal mudik ke kampung akhirat!" ujar Cucu.

"Sok tahu!" entak Nenek. "Kita kaum Hawa mudah dapat dosa, seperti ngegosip! Belum tentu kita telah meminta maaf pada orang yang dijadikan gosip! Tak semua dosa seperti itu kita telah dapatkan maaf dari orangnya!" 

"Kalau cuma soal gosip, buat apa Nenek risaukan sejauh itu?" timpal Cucu. "Siapa tahu yang sepele itu isinya fitnah!" tegas Nenek. "Kata guru ngaji Nenek, fitnah diganjar siksa Tuhan yang amat pedih! Hingga, terkait fitnah, ampunan-Nya akan diberikan setelah yang difitnah memaafkan!" 

"Tapi Allah Maha Pengampun, dan rido-Nya tak terbatas, lebih luas dari langit dan bumi!" timpal Cucu. "Apalagi jika Nenek telah berusaha maksimal dan tulus untuk mendapatkan ampunan Allah, terutama dengan mengerjakan semua suruh dan menghindari larangan-Nya! Hanya dosa syirik yang tak diampuni!" 

"Masalah yang Nenek risaukan justru apakah syukur nenek sudah cukup!" jelas Nenek. "Soalnya, Nenek dulu sempat cenderung hubbud dunya—cinta duniawi berlebihan! Apa pun Nenek ukur nilai materiilnya! Di luar itu Nenek anggap basa-basi atau embel-embel!" 

"Sisa karat hubbud dunya itu mungkin yang berselubung rasa sedih berpisah dengan Ramadan itu menyulut kembali rasa lebih cinta dunia Nenek!" tukas Cucu. "Jadi, alasan saja sedih berpisah dengan Ramadan, padahal sebenarnya enggan meninggalkan kehidupan duniawi yang gemerlapan!" 

"Kita sikat bersih karat itu hingga fitri dengan ibadah Ramadan!" tegas nenek. "Kefitriannya kita rayakan sebagai kemenangan atas nafsu selama setan dibelenggu! Ketupat Surabaya pakai lodeh—Selamat Hari Raya deh! Selamat Idulfitri, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin!"

0 komentar: