"SETIAP langkah dalam perjalanan hidup kita menuju lahat! Setiap langkah lebih dekat ke lahat!" ujar Umar. "Begitu kata Ustad Herman Edi Abdullah dalam tausiah buka bersama di PWI Lampung, Sabtu (3-8)."
"Itu jika wong Lahat, Sumatera Selatan, mudik saat Lebaran, setiap langkahnya pasti menuju Lahat!" timpal Amir.
"Yang dimaksud ustad itu bukan kota atau kabupaten Lahat di Sumatera Selatan! Tapi lahat di liang kubur!" tegas Umar.
"Tapi benar, ada kesamaannya, orang mudik berpacu dengan motor atau kenderaan lain yang lebih cepat untuk segera melepas rindu kampung halaman tempatnya berasal! Itu cerminan spiritualitas dalam dirinya yang merindukan tempat asal kehadirannya ke dunia, yang orang Jawa sebut sangkan paraning dumadi -- asal mula tempat kejadian dirinya!"
"Berarti dorongan mudik yang begitu kuat itu, hingga tak peduli menghabiskan tabungan hasil kerja keras sepanjang tahun, merupakan refleksi melepas kerinduan pada kampung ukhrowi -- sangkan paraning dumadi -- yang tergambar pada kampung halaman tempat asalnya di dunia!" tukas Amir.
"Hikmah dari religiositas mudik itu, kalau untuk mudik Lebaran orang harus menabung sebanyak mungkin agar cukup untuk perjalanan pulang sampai ke kampungnya, maka untuk setiap langkah menuju lahat -- mudik ke asal-usul kedatangannya ke dunia -- jelas diperlukan bekal yang cukup juga!"
"Bukan saja cukup yang disiapkan sepanjang hidup, tapi juga harus yang terbaik!" timpal Umar. "Terutama terbaik dalam arti kesucian dirinya saat kembali, sehingga yang terbaik sesuci dirinya ketika sebagai ruh diturunkan ke bumi! Untuk itulah berbagai ibadah sebagai sarana pengampunan dosa, agar diri setiap manusia bisa selalu terjaga suci!"
"Teristimewa ibadah puasa Ramadan, yang dirahmati-Nya dengan pengampunan dosa dan pembebasan dari api neraka dengan kembali fitri--sesuci saat diturunkan ke bumi!" tegas Amir.
"Tapi semua itu tergantung pada apakah ibadah seseorang diterima oleh Sang Khalik!
Untuk itulah, agar ibadahnya diterima, dalam setiap langkah menuju lahat itu orang harus selalu introspeksi mengevaluasi diri, apakah yang dilakukannya sudah yang terbaik, sebaik-baik bekal 'mudik' ke tujuan terakhir!" ***
0 komentar:
Posting Komentar