"DALAM sehari saja, Sabtu (27-7), sedikitnya 83 orang massa Ikhwanul Muslimin (Al Ikhwan) yang demontrasi damai di Masjid Rabaa Al Adawiya—Kairo Timur—tewas diserang massa pendukung penguasa militer!" ujar Umar.
"Demo jutaan warga Al Ikhwan membesar di seantero negeri menuntut pembebasan dan pengembalian kekuasaan Presiden Mursi yang dikudeta militer 3 Juli!"
"Setelah pekan sebelumnya di masjid sama militer membantai tewas 38 orang massa Al Ikhwan yang sedang salat subuh, dilaporkan penguasa militer semakin ganas!" tukas Amir.
"Menteri Dalam Negeri pemerintah bentukan militer, Ibrahim, Minggu (28-7), menyatakan aparat akan menindak tegas pihak atau kelompok yang dinilai mengganggu keamanan! Kami takkan membiarkan orang-orang kecewa mengganggu suasana persatuan! Kami hadapi dengan kekuatan!" (Kompas.com 29-7)
"Bahkan usai pembantaian 83 tewas itu, dalam tayangan Al Jazeera Ibrahim memuji pimpinan militer Jenderal Abdel Fatah al Sisi yang telah menempatkan kepentingan negara di atas segalanya!" timpal Umar. "Ia tangani dengan tegas mereka yang berusaha mengacau Mesir, Ibrahim sebut sebagai tindakan teroris!"
"Tampak para demonstran damai Al Ikhwan terancam aksi militer lebih brutal!" tegas Amir. "Bencana kemanusiaan di Mesin mencemaskan Sekjen PBB Ban Ki Moon. Ia ingatkan pemimpin sementara Mesir, setiap kematian demonstran mempersulit menarik negaranya keluar dari krisis!
Kepada Wakil Presiden Mesir El Baradei, Ki Moon mengutuk kekerasan yang meningkat dan mengulang seruan ke militer untuk membebaskan Mursi! Ia minta pemerintah sementara bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan demonstrasi damai dan menjamin perlindungan bagi semua rakyat Mesir terlepas dari afiliasi politiknya!"
"Sedang Amerika Serikat (AS) yang sejauh ini tak mengutuk kudeta militer yang membunuh demokrasi di Mesir, menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden hari Sabtu!" ujar Umar.
"Menlu John Kerry mengutuk kekerasan itu dan meminta pemegang otoritas di Mesir menghormati hak menggelar aksi damai dan kebebasan menyatakan pendapat!
Tapi, tak sedikit pun Kerry menyinggung legalitas kudeta militer Mesir—‘anak asuh' AS yang dibelanjai 1,3 miliar dolar setiap tahun!" ***
0 komentar:
Posting Komentar