"KETUA Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto menilai situasi ekonomi Indonesia cukup baik, tapi masih banyak tantangan dan hambatan yang menghantui!" ujar Umar. "Serangkai gejala menggembirakan, rupiah menguat, surplus perdagangan, defisit transaksi berjalan terkendali, cadangan devisa naik, menurut Suryo, sulit disebut tren sampai akhir 2014!
Perbaikan itu lebih didorong dari sisi eksternal!" (Kompas.com, 26/2)
"Sedang sisi internal, perbaikan struktur, suku bunga tinggi, dan banyak hal lagi menyambut masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015, kata Suryo, jadi tantangan dan hambatan perekonomian Indonesia, khususnya bagi dunia usaha!" timpal Amir. "Selain suku bunga tinggi, infrastruktur hancur diperparah bencana alam terakhir di seantero negeri! Lalu kenaikan biaya listrik dan upah minimum berdampak pada biaya produksi, padahal lapangan kerja baru harus dibuka buat jumlah pencari kerja yang besar!"
"Perubahan struktur ekonomi, terutama pembangunan manufaktur yang menyerap banyak pekerja dan menyuplai kebutuhan domestik, termasuk substitusi impor, lamban!" tegas Umar. "Padahal, menurut ekonom Aviliani, permintaan domestik terus tumbuh sehingga pemerintah tidur pun ekonomi Indonesia tetap tumbuh minimum 4,5%! (Kompas.com, 12/2).
Tapi dengan retorika nyaring pun investasi membangun manufaktur itu terkendala dibanding pertumbuhan permintaan-(demand)-nya! Kata Aviliani, masalah ekonomi kita pada suplai, tertinggal dari demand yang terus tumbuh!" "Di sisi lain, investasi masuk hanya lewat industri yang tercatat di pasar modal, yang dana investasinya parkir di cadangan devisa sepanjang analis bilang tahan (hold), begitu analis bilang 'jual' ditransfer lagi keluar negeri!" timpal Amir.
"Sedang dana milik warga Indonesia jauh lebih besar parkir di luar negeri! Di Singapura saja, menurut Wakil Menkeu Bambang Brodjonegoro, dana warga Indonesia parkir sedikitnya Rp1.500 triliun, atau 130 miliar dolar AS (Kompas.com, 27/2), lebih besar dari cadangan devisa kita Januari 2014 sebesar 100,04 miliar dolar AS!"
"Dari semua itu terlihat aneka tantangan dan hambatan yang menanti penanganan brilian pemerintahan baru nanti!" tukas Umar. "Pada 2014 ini Suryo mengaku dunia usaha tidak berharap banyak kebijakan yang diterbitkan! Inginnya, ujar Suryo, kondisi usaha ramah, suku bunga lebih rendah. Perbaikan infrastruktur, tapi pendanaannya terbatas akibat subsidi BBM yang sangat besar, perlu keberanian pemerintah merelokasi subsidi!"