"MESKI Indonesia negeri maritim bergaris pantai sangat panjang, sampai hari ini lebih 70% kebutuhan garam untuk rumah tangga dan industrinya masih dipenuhi dengan impor, terutama dari India dan Australia!" ujar Umar. "Produksi dalam negeri 2013 sebesar 1,1 juta ton dari lahan seluas 29.367 hektare, peningkatan dari 2012 seluas 26.978 hektare, dan 2011 seluas 24.140 hektare!" (Detik.com, 21/2)
"Luas ladang garam nasional itu lebih kecil dari Register 45, seluas 43 ribu hektare!" timpal Amir. "Sudah 68 tahun merdeka, garam saja tak bisa swasembada! Padahal banyak penganggur dan berladang garam lumayan—per hektare bisa 3 ton/bulan, per kg Rp400, per keluarga bisa 2 hektare!"
"Itu karena pemerintah pakai kacamata kuda dalam peningkatan produksi pangan, hanya fokus ke sektor pertanian!" tegas Umar. "Andaikan program pengadaan dan penyiapan lahan transmigrasi dialihkan untuk ladang garam, dalam lima tahun mungkin kebutuhan garam bisa dipenuhi!
Selanjutnya, bisa mimpi Indonesia ekspor garam—seperti didambakan Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Kementerian Kelautan dan Perikanan Riyanto Basuki!" (Detik.com, idem)
"Seiring itu, produsen garam membuat proyek garam inti rakyat (GIR), pakai pendekatan bisnis dan bekerja sama bank, sampai akhirnya rakyat menjadi produsen garam dengan memiliki sendiri ladang garamnya!" timpal Amir.
"Artinya, banyak jalan bisa ditempuh jika memang bertekad mencapai swasembada garam! Dengan realitas Tanah Air kita, kalau garam saja tak bisa swasembada, akan lebih sukar mewujudkan swasembada daging sapi, kedelai, atau bawang putih!"
"Atau juga perusahaan yang sudah punya pabrik komoditas tertentu, seperti gula atau sawit, diminta untuk membuat usaha produsen garam, dengan batuan fasilitas pengadaan lahan dari pemerintah!" tukas Umar,
"Pokoknya harus ditempuh aneka cara agar kita tidak impor garam lagi! Soalnya, semua negara berpenduduk lebih 200 juta merupakan produsen garam! China memproduksi garam 65 juta ton per tahun, Amerika Serikat 44 juta ton, India 18 juta ton! Bahkan Jerman dekat kutub, produksi garam 22 juta ton setahun!"
"Sedangkan Indonesia, dengan kebutuhan sekitar 3 juta ton garam setahun, tak bisa memenuhi sendiri!" sambut Amir. "Untuk menjamin adanya penanganan serius, tak cuma angan-angan terus, Kadin, Hipmi, dan Apindo membentuk komite garam! Misinya, agar bangsa ini tak inferior lagi, swasembada garam saja tak becus!" ***
0 komentar:
Posting Komentar