"PELUANG bagi rupiah untuk menguat lagi terbuka! Risalah rapat The Fed bocor Rabu sore (Kamis pagi WIB) yang dalam sesaat memerahkan saham Wall Street sekaligus menaikkan harga emas—yang berarti melemahkan dolar!" ujar Umar. "Dalam waktu singkat menjelang tutup itu indeks Dow Jones anjlok 0,56%, S%P 500 turun 0,65%, dan Nasdaq merosot 0,82%."
"Saham perbankan turun lebih tajam! JP-Morgan Chase turun 2,1%, Citigroup turun 2,4%, Bank of America turun 1,6%," timpal Amir.
"Risalah itu mengungkap pembuat kebijakan makin optimistis. Meski mayoritas masih melihat tingkat suku bunga acuan jangka pendek di tingkat ultra rendah 0%—0,25% hingga 2015, beberapa orang mendukung menaikkan suku bunga lebih tinggi secepatnya, bahkan menunjuk ke pertengahan 2014!" (Kompas.com, 20/2)
"Peningkatan suku bunga acuan akan menjadi beban perbankan yang kemudian jadi beban dunia usaha sehingga secara tidak langsung bisa melemahkan dolar!" tegas Umar. "Di lain sisi, setiap terjadi pelemahan dolar AS, mata uang kawasan Asia secara bersama—termasuk rupiah—kursnya meningkat atas dolar AS seperti dua pekan terakhir hingga rupiah lolos dari jerat kurs Rp12 ribuan dan kembali ke Rp11 ribuan/dolar AS!"
"Tren menguatnya rupiah itu direspons Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Kamis pekan lalu yang memutuskan suku bunga acuan (BI rate) dipertahankan pada 7,5%," sambut Amir.
"Dalam jumpa pers BI menyatakan transaksi berjalan membaik. Dari defisit pada triwulan III 2013 sebesar 3,8% PDB, pada triwulan IV 2013 berkurang menjadi 1,98% PDB."
"Kalau waktu 3,8% PDB nilainya 31 miliar dolar AS, berarti kini defisitnya tinggal 15 miliar dolar AS!" tukas Umar.
"Defisit neraca perdagangan juga membaik, sesuai data BPS, dari triwulan III 2013 sebesar 5,6 miliar dolar AS, akhir tahun tinggal 4,1 miliar dolar AS! Dukungan positif sejalan dari dalam dan luar negeri untuk lebih memperkuat rupiah lagi ke depan!"
"Syaratnya pemerintah tak membuat kebijakan ekonomi mendadak!" tegas Amir. "Salah satu tekanan yang bisa membuat pemerintah membuat kebijakan mendadak adalah kenaikan harga minyak dunia yang mencapai tingkat tertinggi sepanjang 2014—light sweet Texas jadi 103,31 dolar AS/barel, Brent North Sea jadi 110,47 do;ar AS/barel!
Dengan konsumsi BBM meningkat sedang produksi turun dari 860 ribu barel/hari jadi 804 ribu barel/hari, belanja BBM dan subsidi APBN meningkat drastis—bisa mendorong pemerintah membuat kebijakan yang memengaruhi penguatan rupiah!"
0 komentar:
Posting Komentar