"PERUBAHAN dialektis sistem komunikasi massa dari broadcasting ke broadband berujung ke sintesis pointcasting. Jika sampai salah antisipasi, bisa mendorong generasi baru menuju 'cekak pikir'!" ujar Umar.
"Hal itu bisa terjadi akibat sistem pointcasting utamanya lewat media sosial, pemahaman terhadap sesuatu didasarkan pada status, potongan informasi pendek, singkat, dan padat, kosok bali generasi tua yang mendapat pemahaman lewat buku-buku tebal yang isinya luas dan dalam!"
"Penting dicatat, perubahan dialektis itu berorientasikan pembebasan!" timpal Amir. "Dalam sistem broadcasting satu sumber atau pemancar mendikte jutaan orang! Proses komunikasi massa menjadi panggung pemasaran kekuasaan yang terdesain, ter-make-up, dan terkontrol ketat demi kepentingan kekuasaan!"
"Wajah Presiden Nixon yang sangar untuk tampil di televisi di-make-up hingga jadi familier, penyayang!" potong Umar. "Pada dimensi konten didesain jauh lebih rigid lagi, sampai kesan yang diciptakan lewat tayangan intens (berulang-ulang) sampai tertanam sebagai mitos! Kebenaran hasil desain media itu disebut hyper-reality!"
"Paradigma broadcasting itu ditabrak oleh antitesisnya, sistem broadband, dengan satu customer dilayani jutaan situs yang memberikan kebebasan akses untuk mendapatkan segala macam dan jenis informasi yang nyaris tak terbatas!" tegas Amir. "Dalam sistem broadband, bukan saja kebebasan akses yang terbuka, melainkan juga kecepatan proses pengiriman data tak terbayangkan dalam beberapa dekade sebelumnya! Maksud istilah 3G, misalnya, berarti mampu mengirim 3 miliar huruf dalam satu detik! (kilo 000, mega 6 nol, giga 9 nol!) dan itu bisa dilakukan lewat ponsel kecil dalam genggaman tangan!"
"Kebebasan akses dilanjutkan sintesis yang memparalelkan dalam kesetaraan antara sender dan penerima dengan kebebasan interaksi!" timpal Umar. "Para penguasa pun turun panggung ikut bermain di media sosial dengan segala konsekuensi, terutama untuk siap menerima kritik ceplas-ceplos, kadang nyelekit juga!" "Betapa dahsyat perubahan dalam sistem komunikasi massa dari determinasi penguasa mendikte hambanya, sampai menjadi setara dalam interaksi sosial di dunia maya!" tegas Amir. "Namun, selalu ada ekses dalam setiap langkah maju yang amat cepat itu, yakni esensinya jadi lebih pendek, enteng, dan dangkal! Untuk itu, perlu siasat bijak memboboti proses komunikasi di media sosial itu agar bisa lebih bermakna!" ***
"Kebebasan akses dilanjutkan sintesis yang memparalelkan dalam kesetaraan antara sender dan penerima dengan kebebasan interaksi!" timpal Umar. "Para penguasa pun turun panggung ikut bermain di media sosial dengan segala konsekuensi, terutama untuk siap menerima kritik ceplas-ceplos, kadang nyelekit juga!" "Betapa dahsyat perubahan dalam sistem komunikasi massa dari determinasi penguasa mendikte hambanya, sampai menjadi setara dalam interaksi sosial di dunia maya!" tegas Amir. "Namun, selalu ada ekses dalam setiap langkah maju yang amat cepat itu, yakni esensinya jadi lebih pendek, enteng, dan dangkal! Untuk itu, perlu siasat bijak memboboti proses komunikasi di media sosial itu agar bisa lebih bermakna!" ***
0 komentar:
Posting Komentar