Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

PDB Indonesia 10 Besar Dunia!


"PDB—produk domestik bruto—Indonesia menurut data International Comparison Program, afiliasi Bank Dunia, kini masuk 10 terbesar dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis, dan Inggris!" ujar Umar. "Berita gembira itu disampaikan Presiden SBY di Jakarta, Minggu (4/5), pada peresmian stasiun televisi." (detikFinance, 4/5)

 "Berita menggembirakan itu tentu layak disyukuri!" sambut Amir. "Selanjutnya berbenah agar rahmat yang luar biasa itu tidak hanya dinikmati segelintir orang, apalagi sebagian dari yang segelintir itu orang asing pula, tetapi bisa benar-benar bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat!"

"Itulah harapan kita!" tegas Umar. "Tapi realitasnya, gambaran PDB 10 besar dunia sangat kontras dengan PDB perkapita kita yang peringkat 107 dunia. Korupsi dan kegagalan pemerataan manfaat pembangunan membuat kita tak kunjung mampu keluar dari problem kemiskinan dan ketimpangan. Lebih dari tiga dekade kita tak mampu keluar dari perangkap pendapatan menengah bawah. 

Hampir separuh penduduk di sekitar garis kemiskinan." (Kompas, Tajuk, 6/5) "Garis kemiskinan yang kita pakai pun domestik, yang dibuat untuk memperkecil jumlah warga miskin, yakni konsumsi di bawah 1 dolar AS/orang/hari! Padahal, garis kemiskinan fatal Bank Dunia pada 1,5 dolar AS/orang/hari!" timpal Amir. 

"Lebih ironis lagi, PDB 10 besar dunia itu tercapai berkat sumbangan lebih 50% konsumsi dari warga yang melarat itu, karena jumlah mereka yang bejibun sehingga menjadikan Indonesia berpenduduk terbanyak ke empat dunia, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat!"

 "Jadi besarnya jumlah penduduk yang ke empat terbanyak dunia itulah unggulan utama PDB, mengalahkan sumbangan produksi dan investasi!" tukas Umar. "Jika produksi dan investasi proporsional, bisa diharapkan PDB Indonesia 4 besar dunia, sesuai dengan peringkat penduduknya! 

Apalagi kalau produksi dan investasinya, proporsional, konsumsi warganya yang mayoritas bisa wajar, di atas kemiskinan fatal Bank Dunia atau 1,5 dolar AS/orang/hari, peringkat PDB-nya benar-benar bermakna pada kesejahteraan rakyat!" 

"Untuk itu, strategi pemerintahan baru hasil Pemilu 2014 diharapkan bisa cepat mengatasi kemiskinan dan ketimpangan yang justru menajam drastis satu dekade terakhir!" tegas Amir. "Artinya, diperlukan pemerintahan yang berani membuat kebijakan antitesis dari pemerintahan sekarang sehingga arah ketimpangan bisa ditarik mengecil kembali!" ***

0 komentar: