"KETUA Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengedepankan sikap politik adiluhung dalam membawa ormas yang berusia lebih 100 tahun itu dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014," ujar Umar. "Politik adiluhung itu berdiri di atas semua kekuatan politik yang bersaing dengan tidak dukung-mendukung calon presiden (capres-cawapres)."
"Sikap itu dipuji Faozan Amar, ketua PP Baitul Muslimin Indonesia yang mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah," timpal Amir. "Saya apresiasi pernyataan Pak Din selaku ketua PP Muhammadiyah, karena begitulah seharusnya Muhammadiyah berpolitik, tegas Faozan. Yakni, politik adiluhung, bukan politik praktis dukung-mendukung pasangan capres-cawapres!" (detikcom, 17/5)
"Sikap politik adiluhung itu jelas teladan dari organisasi kemasyarakatan besar dan berakar dalam sejarah perjuangan bangsa seperti Muhammadiyah!" tegas Umar.
"Integritas dan kredibilitas organisasinya yang historis itu tentu amat tak layak kalau dimainkan dalam politik praktis dukung-mendukung capres-cawapres—apalagi dilakukan secara demonstratif gaya murahan!
Selain faktor sejarahnya yang mulia itu, warga Muhammadiyah juga menyebar nyaris dalam semua kekuatan politik yang ada, sehingga jika organisasi atau pimpinannya mendukung salah satu pihak, bisa mengecewakan warganya yang berada di pihak lain!"
"Memang, selain warga Muhammadiyah, ada di Partai Amanat Nasional (PAN), juga terdapat di Baitul Muslimin Indonesia yang merupakan organisasi sayap PDIP, malah komponen inti pendiri Partai NasDem Patrice Rio Capella dan kawan-kawan banyak dari Muhammadiyah!" tukas Amir.
"Belum lagi yang sejak lama sudah ada dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar, Partai Demokrat, dan partai lainnya!"
"Dengan berada di atas semua kekuatan politik begitu, Muhammadiyah menjadi payung yang memberi keteduhan bagi para pemain dalam kompetisi pilpres!" timpal Umar.
"Artinya, Muhammadiyah berada pada posisi yang semestinya untuk mengingatkan para pemain berkompetisi secara jujur dan sehat—seperti yang telah disampaikan Din Syamsuddin!"
"Lebih ideal lagi, dengan politik adiluhung itu, pihak mana pun yang memenangi pilpres posisinya dalam ayoman payung Muhammadiyah!" tegas Amir.
"Tentu bukan dalam arti legal-formal, melainkan secara prinsip dalam kebersamaan membangun harmoni kehidupan masyarakat bernegara-bangsa!" ***
0 komentar:
Posting Komentar