H. Bambang Eka Wijaya
"MAY Day—Hari Buruh Sedunia—1 Mei 2014 diperingati kaum buruh Indonesia dengan mengajukan 10 tuntutan bagi perbaikan nasib buruh!" ujar Umar. "Tuntutan buruh itu umumnya isu perjuangan selama ini. Penajamannya sebagai perjuangan pada May Day mengesankan, perjuangan kaum buruh kurang diakomodasi pemerintah maupun pengusaha!"
"Sepuluh tuntutan itu, 1. Hapus sistem kerja kontrak dan outsourcing. 2. Upah layak bagi kaum buruh. 3. Jaminan sosial bukan asuransi sosial. 4. Subsidi untuk rakyat. 5. Setop privatisasi dan nasionalisasi aset strategis," timpal Amir. "Lalu, 6. setop union busting dan kriminalisasi aktivis buruh. 7. Turunkan harga sembako dan BBM. 8. Bangun industri nasional yang kuat untuk menyejahterakan rakyat. 9. Tanah untuk kesejahteraan rakyat. 10. Pendidikan gratis dan berkualitas untuk seluruh rakyat!"
"Tuntutan yang amat luas jika dibanding tema May Day 2014 dari International Labor Office (ILO); 'Save & helth at work!" tukas Umar. "Mungkin karena terlalu luas itu sukar pemerintah dan pengusaha memenuhinya secara tuntas!"
"Sikap pemerintah sedemikian tecermin dari pernyataan Gubernur DKI Jokowi saat menerima massa buruh di balai kota," timpal Amir. "Didampingi Diah (Si Oneng Bajaj Bajuri) Pitaloka, sang gubernur menyatakan akan berusaha mewujudkan bagi kaum buruh kerja layak, upah layak, dan hidup layak!" (Metro TV, 1/5)
"Untuk buruh kawasan Jabodetabek dan Pantura Jabar, upah minimum (UMP)-nya memang relatif sudah lumayan, di atas Rp2,2 juta!" ujar Umar. "Pemberlakuan UMP sedemikian oleh gubernur DKI sejak 2013, membuat pengusaha mengeluh—bahkan banyak yang mengajukan secara tertulis ke gubernur permohonan dispensasi, belum mampu melaksanakan UMP! Tapi buruh di kawasan itu di May Day ini tetap menuntut kenaikan UMP 30%."
"Soalnya harga kebutuhan pokok terus naik, kian berat mereka jangkau!" tukas Amir. "Konon lagi kaum buruh di kota-kota kecil yang UMK-nya jauh lebih rendah, mereka hidup kelimpungan!"
"Itu membuat jadi wajar tuntutan buruh lebar dan luas!" timpal Umar.
"Karena, realitas kehidupan kaum buruh memang masih jauh dari memadai! Jadi, banyak hal harus ditangani untuk mengatasinya! Tapi siapa yang mau mengatasi, kecuali Jokowi dengan baju kotak-kotak merah khasnya, tak satu pun pejabat pemerintah lainnya dan pengusaha mau peduli menemui aksi massa buruh di May Day!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Sabtu, 03 Mei 2014
10 Tuntutan Buruh, Siapa Peduli?
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar